Sejak ngobrol dengan sopir taksi yang menawarkan Vtube untuk mendapatkan penghasilan di masa pandemi, aku jadi browsing isu ini. Ternyata ramai juga pro-kontra soal Vtube.
Pembahasan soal ini kerap memancing keributan. Yang main Vtube rata-rata tidak terima bisnisnya dianggap ilegal dan merugikan member paling baru. Mereka menyerang dengan data, link, plus makian. Yang anti Vtube membodoh-bodohkan yang ikutan Vtube. Mereka mengangkat rilis OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Kementerian Kominfo, link lain yang intinya mengingatkan bahwa bisnis ini ilegal dan tidak halal.
Melelahkan juga membaca prokon Vtube. Hingga aku berpendapat, biarlah mereka menjalankan apa yang diyakininya. Kalaupun Vtuber itu benar, semoga mereka mendapatkan apa yang dijanjikan. Kalaupun salah, semoga mereka sadar bahwa setiap bisnis tentu ada risikonya.
“Pendapatmu nggak solutif, Te!” bu Tedjo sekonyong-konyong muncul di kepalaku.
Begini, Bu Tedjo. Ada 3 alasan kenapa aku tak tertarik ketika ditawarkan ikut Vtube. Alasan ke 3 bikin kamu tobat. (Ini kenapa jadi kayak judul clickbite)
1. Terlalu Mudah Kerjanya
Semudah banner di atas ini. Cuma nonton iklan 5 menit per hari, bisa dapat uang hingga 3 juta. Wow, dahsyat banget. Kalau memang benar semudah itu, berarti sudah banyak missqueeners yang mendapatkan uang. Mulia sekali Vtube ini.
Setelah ku baca-baca, ternyata tidak semudah itu Ferguso! Kamu perlu nonton 40 hari untuk dapat VP. Catat! VP bukan duit. Bukan cuan ya, Ci! Nanti Value Point (VP) itu harus dikumpulkan sampai jumlah tertentu, baru bisa cair.
Berapa cuannya kalau kamu rajin nonton 40 hari? 180 rebu. Koq nggak sejuta atau 3 juta seperti di banner?
Ini kalkulasinya, Mbang!
Setiap hari kalau semua misi (nonton 10 iklan) selesai, kamu akan dapat 0.3 view point.
Nah 0.3 VP x 40 hari = 12 View Point.
1 View Point dihargai = $1
1$ anggaplah Rp. 15.000
15.000 x 12 = 180.000
Cuma 180K? Itu pun nggak langsung cair kayak BLT atau Bansos Covid-19 yang katanya dikorup sama Menteri Sosial. Ada syarat lagi kalo kamu mau dapat pencairan VP yaitu BELI PAKET BINTANG yang istilah kerennya exchange. Tinggal pilih mau yang bintang 1 atau bintang 6 yang menjanjikan kamu uang sampai 40 juta?
Sampai di sini, kamu akan mengeluh, “ternyata gak semudah nonton sambil rebahan lalu dapat cuan!” Yaiyalah, orang ngepet atau miara tuyul aja perlu modal dan kerja keras.
2. Setor Data Pribadi
Aku coba instal dong biar ada experience. Buka playstore… Instal beres. Lalu buka grabfood, pesan makan siang.
Huanjay, salah instal!
Setelah kuinstal Vtube, ternyata nggak bisa langsung jalan. Harus ada proses registrasi yang OTPnya dikirim melalui Telegram. Dari situlah nanti ada chatbot yang ujungnya meminta NIK atau nomor KTP. Wow, karena aku tak yakin dengan perusahaan pengelola Vtube, ditambah temuanku tentang rilis OJK dan Kominfo soal perusahaan ini, ya sudah tentu aku batalin registrasi dong.
Gini aja deh, kita kan belum Kenal banget ya. Kamu mau gak minjemin aku KTP-mu? nggak akan aku apa-apain. Paling kalau aku kepepet cuma aku pakai buat daftar pinjol aja sih, biar kalau ada tagihan, yang dikejar ya kamu. Bukan aku. Mau minjemin?
Kejahatan terjadi bukan cuma karena ada penjahat, tapi karena ada orang² lugu kaya kita yang mau dijahatin. Mau sembarangan kasih data pribadi, nomor telepon, alamat pacar, akses akun, dan sebagainya.
Cobalah lebih aware terhadap keamananmu sendiri di zaman serba digital ini. Sekarang berbuat baik maupun jahat, sama mudahnya lho karena teknologi memungkinkan itu terjadi. Coba belajar soal ini di Galeri Privasi.
3. Team Exposure Syarat Go Diamond
Yang anti Vtube bilang, mana ada orang bayar iklan cuma untuk ditonton tapi tidak ada yang belanja barang yang diiklankan. Perusahaan umumnya pasang iklan untuk meningkatkan konversi alias peningkatan penjualan. Oleh karena itu mereka menargetkan audiensnya sesuai dengan target konsumen produknya dengan harapan audiens tergerak untuk belanja. Nah, orang-orang di Vtube ini nonton iklan buat dibayar, bukannya buat membeli apa yang diiklankan. Jadi percuma beriklan di platform periklanan seperti itu. Begitu argumen anti Vtube.
Yang pakai Vtube gak terima dong dibilang bego. Mereka berargumen, tidak semua pengiklan itu tujuannya konversi. Ada juga yang cuma branding image aja. Nah, jadi akan tetap ada perusahaan yang bakal beriklan di vtube. Dijawab lagi sama yang kontra, “ya tapi yg nonton itu² aja, percuma jugalah branding ke situ² aja.” percekcokan selesai? Nggaklah.
Di tengah perseteruan itu aku melihat ini bukan soal periklanan tapi ini adalah skema bisnis referal yang tujuannya jelas-jelas mencari member sebanyak-banyaknya untuk nanti dijadikan sumber pendapatan untuk mencapai peringkat DIAMOND.
Diamond Vtube adalah Peringkat Tim kelima atau yang tertinggi setelah peringkat Bronze, Silver, Gold, Platinum. Syarat mencapai Diamond, pertama kamu harus punya 20 anggota langsung. Kalau di MLM disebut downline. Karena ini bukan MLM maka disebutnya referal.
Syarat kedua, kamu harus punya 100.000 Team Exposure. Barang apakah TE ini? Ternyata Team Exposure bukan rebahan nonton iklan, tetapi akumulasi aktivitas BELANJA BINTANG yang dilakukan oleh referal di bawah kamu. Misalnya kamu punya 20 anggota langsung, namun mereka dan “downline”-nya tak pernah beli misi bintang, ya kamu tak bakal dapat TE sesuai target. Jadi kuncinya adalah “minta, ajak, motivasi referal di bawahmu untuk rutin beli bintang.” tanpa itu kamu gak akan bisa kaya.
Sampai di sini terbayang bagaimana kamu harus kerja keras memotivasi kelompokmu untuk giat belanja bintang. Bayangkan anggotamu adalah missqueener yang jangankan untuk membeli bintang, untuk beli kuota aja ngutang dulu ke kamu.
Jadi ini bukan bisnis Nonton Iklan DIBAYAR, tapi BELI BINTANG dulu kalau mau dapat duit jutaan sambil rebahan.
Bang Namun, Tukang Cukur (49 tahun)
Begitulah 3 alasan kenapa aku tak tertarik menjalankan bisnis Vtube. Buat kamu yang tak sependapat silakan saja jalankan Vtube sesuai dengan panduan referalmu. Siapa tahu kamu lebih suka kerja keras dan banyak cuan buat beli bintang. Kalau aku sih lebih suka beli Alster ketimbang Bintang.
Leave a Reply