Terjadi penurunan yang cukup drastis dalam tren blog di Indonesia. Semalam aku iseng buka Google Trends untuk keperluan presentasi Anak-Anak SMA di Jakarta. Tujuan utamanya sih kepingin tahu tren pencarian saat ini. Tapi rupanya terbetik dalam pikiran, bagaimana tren blogging sejak 2005 sampai 2013. Bagaimana pula tren blog dibandingkan social media lainnya, seperti Youtube, Facebook, dan Twitter.
Pada tahun 2005, di Indonesia Blog menjadi primadona kalangan netizen. Ini bisa dilihat dari grafik Google Tren, sebagaimana yang terjadi di belahan benua lain, tren blog mulai menggejala sejak 2004. Boleh jadi itu pengaruh dari akuisisi PyraLabs oleh Google, dimana sebelumnya Peter Merholz dari Pyralabs memperkenalkan blogger.com sejak 1999 dan makin populer pada 2000-2002 [lihat history of blog].
Saat itu, belum ada facebook, twitter, dan youtube. Kalau tidak salah youtube masih memakai nama Google Video. Kalau tak salah, sih. Mohon dikoreksi soal ini.
Blog masih disukai onliner pada 2006 meskipun tahun tersebut Youtube sudah mulai populer. Banyak orang yang penasaran untuk ikut ngeblog. Sepertinya memang di tahun inilah banyak layanan blogger menjadi pilihan beragam blogger di Indonesia. Ada yang pakai blogger/blogspot, wordpress, ebloggy, journalhome, multiply, dan banyak lainnya. Bisa dibilang satu orang blogger Indonesia pernah menjajal berbagai layanan blog yang ada pada saat itu.
2007 sudah muncul Facebook. Sepertinya beberapa blogger saling menyebar undangan untuk menjajal layanan baru berjejaring sosial, dimana sebelumnya sudah asyik dan bisa dibilang fanatik dengan Friendster, dan Multiply, di luar fasilitas chatting yang masih dirajai oleh YM dan IRC. Kemunculan Facebook dan popularitas Friendster rupanya tak berpengaruh terhadap aktifitas blogging. Tahun ini minat orang terhadap blog masih cukup tinggi. begitupun dengan blogger Indonesia, masih ramai dengan passion blognya masing-masing.
2008 tren pencarian blog di Indonesia menurun. Tetapi boleh jadi ini merupakan kondisi dimana sudah banyak orang yang tahu tentang blog sehingga tren pencariannya menurun. Di tahun ini pula geliat blogger Indonesia makin terlihat dengan muncul dan popularnya layanan blog rasa Indonesia (baca: lokal) seperti blogdetik yang menyusul dagdigdug. Sedangkan popularitas Youtube, sepertinya tak begitu berpengaruh terhadap blog.
2009-2010 inilah tahun dimana Facebook makin disukai banyak orang dan blog makin tak membuat orang penasaran untuk menyambanginya. Beberapa blogger yang menjajal Facebook kadang harus menerima cercaan dari blogger lainnya yang merasa konsisten pada jalur blog. Sebuah pro-kontra yang tak perlu. Tapi, ya begitulah faktanya.
Di antara pro-kontra Blogger dan Facebooker, tren twitter mulai menanjak perlahan. Sementara minat Youtube menurun, untuk melesat di tahun berikutnya.
Seiring berjalannya waktu dan proses pendewasaan, pro-kontra antara Blogger dan Facebooker pun mereda. Para pemakai blog banyak yang sudah mulai menyadari betapa Facebook makin diminati oleh teman-temannya. Tahun 2o11, tak banyak lagi orang yang bertanya, “Blogmu apa?” melainkan, “Add friend aku ya!”.
Bagaimana dengan eksistensi blogger? Sepertinya di tahun ini terjadi pergeseran generasi blogger. Hahaha ini istilah yang mengada-ada saja, sih. Blogger tua sudah makin banyak yang sibuk dalam dunia barunya sehingga tak sempat ngeblog lagi. Kaum muda blogger mulai tumbuh. Banyak komunitas blogger muda bermunculan dengan beragam karakteristiknya. Tetapi dalam pergeseran generasi tersebut, masih tersisa sedikit blogger “garis keras” yang tetap menjaga passion blognya.
2012 tren blog berdasarkan Google Trends belum berubah dari tahun sebelumnya. Grafiknya tetap pada angka 3 dibandingkan facebook yang juga melemah dari 100 ke 83. Sedangkan Youtube dan Twitter trennya makin naik.
Generasi baru blogger makin sering menggelar perhelatan, seminar, workshop, dan beragam kegiatan lain yang memberikan nilai tambah. Sementara para blogger yang sering dituduh seleb semakin eksis pula di twitter.
Di tahun 2013 yang baru berjalan 3,5 bulan, kejenuhan blogger generasi baru mulai terlihat. Mungkin banyaknya perhelatan sejak 2007 hingga 2012 dirasa cukup sebagai pengalaman bersosialisasi dan berkomunitas. Apakah ini merupakan indikasi akan makin banyaknya blogger yang tak lagi rajin mengisi konten? Ataukah ini perulangan tren sebagaimana yang pernah terjadi pada generasi sebelumnya? Atau apakah akan muncul generasi baru lagi? Atau jangan-jangan ini sebuah pertanda, akan muncul kembali blogger generasi awal, [termasuk di dalamnya blogger “garis keras”], atau sebuah perpaduan beberapa blogger lintas generasi, untuk menyawakan kembali blognya dan mengisinya dengan konten #sikap untuk sebuah perubahan di Indonesia?
Leave a Reply