Aku sedang berduka. Mungkin seharusnya aku mematikan rasa kemanusiaanku. Mungkin akan lebih baik jika sejak awal aku membunuh empatiku, menumpulkan otakku, dan membebalkan nuraniku. Seharusnya aku tak peduli atas nasib para petani di sekitar Pegunungan Kendeng, Rembang yang tak digubris kekhawatirannya oleh pemerintah.
Film dokumenter Trilogi Linimassa memberikan satu dari lima slot pengabaran untuk gerakan petani di Kendeng.
Menonton linimassa 3 menyisakan perasaan tercabik-cabik sebab kesewenangan masih menjadi ancaman bagi rakyat jelata. Rakyat di Gunung Kendeng Utara dan Samarinda pantas menggugat aparat yang kalah oleh para pemilik modal. Mereka membela nasibnya sendiri sebab penguasa tak menyisakan sedikit saja empati. Satu titik cerah terjadi di Poso. Mengandalkan social media, mereka bangkit dari trauma konflik. Perempuan dan anak-anak didamaikan jiwanya. didamaikan masa depannya. Begitu pun dengan para relawan yang membantu korban letusan Gunung Rokatenda. Dengan program 1 Mug untuk Rokatenda yang disebarkan lewat social media, mereka menolong tanpa sorotan mainstream media dari Jakarta. Juga Gerakan Darah Untuk Aceh, yang didedikasikan bagi penyandang thalasemia. Aksi kemanusiaan tak berharap ketenaran. [https://mataharitimoer.com/linimassa-3-tak-berakhir-di-ujung-durasi/]
Sejak masa penjajahan petani dibajak sumber kehidupannya, tetapi mereka tak boleh punya alasan lakukan pemberontakan. Kebijakan tanam paksa yang dipaksakan VOC sebenarnya menekan para petani tetapi mereka tak melawan, kecuali ketika hak-hak hidupnya dilukai. Lihat pemberontakan Petani di Banten. Petani memberontak ketika eksploitasi mengancam kedamaian hidup mereka.
Bagi petani, tanah bukan sekadar komoditas ekonomi, pun memiliki makna sosial & spiritual. di tanahnyalah jatidirinya ada. Kemiskinan belum cukup untuk membuat petani memberontak. petani sudah terbiasa menjual padi dengan harga sangat murah, dan membeli beras untuk makan dengan harga yang jauh lebih mahal. Mereka sudah terbiasa hidup di negara yang tak pernah benar-benar berpihak kepada nasib rakyat.
Sebenarnya petani tak pernah melawan negara. Mereka hanya melawan kesewenangan para pemodal yang memanfaatkan kepengecutan pemangku wilayah.
Leave a Reply