Orang-orang Partai Politik (Parpol) sayang banget sama kamu, rakyat jelata. Apalagi tokoh politiknya, mulai dari Calon Anggota Legislatif (Caleg) sampai Calon Presiden (Capres). Mereka peduli dengan nasib orang-orang miskin dari tengah kota hingga pinggiran dan ke pelosok peta.
Mereka blusukan, ingin mengetahui, menyaksikan langsung kemelaratan rakyat dan mengabarkannya kepada tim media sosial dan media pers, bahwa rakyat yang melarat harus dientaskan, diberikan kehidupan yang layak dan sejahtera.
Tim kampanye Parpol sangat teliti memerhatikan kesengsaraan rakyat. Saat kelilingan, mereka menemukan kenyataan, sebagai berikut:
- Masih banyak rakyat berpenghasilan rendah
- Banyak juga rakyat yang tidak sanggup membiayai pendidikan anaknya hingga perguruan tinggi
- Rakyat juga tak mendapatkan perawatan kesehatan secara wajar, kecuali punya kesabaran tinggi berobat dengan jaminan BPJS.
- Ada juga rakyat yang tak pernah beli beras karungan. Mereka hanya sanggup membeli maksimal 5 kg.
- Rakyat masih banyak yang nganggur. Banyak kendala sehingga susah melamar pekerjaan, misalnya strata pendidikan yang rendah maupun keterampilan yang tak bersertifikat
- Rakyat kebanjiran, akses jalan hancur-hancuran. Dana desa habis buat bangun gapura dan entah buat apa lagi.
- Rakyat yang punya usaha mikro, sulit menjual produknya karena akses internet masih mahal.
- Rakyat ketakutan menghadapi debt collector, karena mereka tergiur iklan pinjol dan leasing sehingga terpaksa belanja atau pinjam uang
- Rakyat takut melapor ke Polisi karena takut diduitin, atau tidak diproses karena ia bukan siapa-siapa, tak punya koneksi ke sirkel penguasa seperti ormas.
- Rakyat frustasi karena tak pernah menang judi slot dan tertipu investasi bodong di aplikasi.
- Banyak sekali kesusahan rakyat. Orang-orang Parpol pasti lebih hapal ketimbang yang sudah aku tuliskan
Beberapa minggu belakangan ini banyak sekali kita lihat tokoh-tokoh politik yang peduli banget sama rakyatnya. Mereka banyak mengungkapkan kepeduliannya di media sosial. Secara eksplisit maupun implisit, mereka berjanji akan menyejahterakan rakyatnya. Mereka sadar, selama ini rakyat hidup melarat.
Mereka ingin rakyat Indonesia tidak sengsara. Mereka ingin aku dan kamu disayangi oleh aparat negara. Tidak ditangkap ketika mengkritik, bahkan diberi penghargaan ketika berani mengungkapkan kesewenangan para bajingan (baca: oknum).
Kamu harus sadar bahwa tokoh politik kita sangat peduli. Semakin hari hingga saat pencoblosan suara Pemilu nanti, mereka begitu sayang sama rakyat kecil, mengklaim dirinya adalah bagian dari rakyat, dan akan berjuang di pentas politik demi rakyat.
Setelah Pemilu usai dan mereka berkuasa, yang diingat adalah pembagian kekuasaan dan akses fasilitas negara kepada mereka yang berjasa, yaitu tokoh-tokoh politik, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh muda, pengusaha yang berinvestasi pada kampanyenya, ormas dan segala subordinasinya, dan para relawan yang bekerja tanpa lelah.
Sayangnya, bukan rakyat yang berjasa bagi kemenangan mereka sehingga wajar ketika mereka berkuasa, rakyat kembali dilupakan, rakyat kembali harus tebus mahal 9 bahan pokok, BBM, Listrik, Iuran BPJS, dan segala beban hidup di negeri yang kaya raya ini.
Jika rakyat menuntut janji, mengkritik kebijakan akan diancam dengan Undang-undang pencemaran nama baik, provokasi, merongrong pemerintah, bahkan bisa saja dianggap sebagai bagian dari gerakan beraliran keras yang harus segera ditumpas.
Begitulah, tokoh politik begitu sayang pada rakyatnya, padamu. Siap nyoblos mata mereka saat pemilihan?
Leave a Reply