Teman-teman blogger harus waspada dengan Self Publisher. Jangan terburu-buru sekadar untuk menerbitkan buku atau kumpulan tulisan di blog. Tulisan ini sebenarnya pernah kumuat dalam blog lamaku yang kuhapus. Tetapi karena dalam diskusi dengan teman-teman yang merasa tertipu, beberapa hari yang lalu, aku mencoba mencari kembali namun tak berhasil. Untunglah ada orang yang membuat laman khusus tentang kasus Penerbit yang kumaksud dan menjadikan tulisanku ini sebagai pelengkap informasinya. Siapa pun orang yang yang membuat blog tersebut, kuucapkan terima kasih.
Ternyata ada penerbit yang licik. Ini harus diperhatikan oleh teman-teman yang berencana menerbitkan buku melalui penerbit yang tak jelas kredibilitasnya. Aku coba share pengalaman buruk tentang penerbit begajulan ini.
Teman-teman blogger sekarang sudah banyak yang menulis buku. Jalur self publishing menjadi pilihan karena dianggap lebih murah dan bisa dipesan dalam jumlah sedikit. Tetapi dari banyaknya self publishing dan atau jasa Print on Demand yang bertebaran di ranah maya, cobalah sedikit hati-hati agar tidak kecele. Karena ada di antaranya merupakan penerbit begajul yang tega ngembat uang Anda.
Ini harus diwaspadai oleh teman-teman yang ingin menerbitkan buku. Terutama jika penerbitnya tidak memiliki kredibilitas yang recommended di kalangan penulis maupun sesama penerbit. Salah satu contoh buku yang memiliki ISBN gadungan adalah buku yang kutulis bersama teman-teman. Judulnya Kado Cinta Merah Putih, diterbitkan oleh Inzpirazone Publishing House dengan ISBN yang dibuatnya sendiri dalam bentuk barcode ngaco di cover belakang.
Saat ditanya, sang pemilik penerbitan itu cuma bilang, “ISBN nggak penting“. Wah, ini namanya pembodohan. Memang tanpa ISBN buku bisa saja beredar dan menjadi bacaan banyak orang. Tetapi jika kita sudah membayar biaya pengurusan ISBN dan ternyata kita diberikan ISBN palsu, itu namanya penipuan.
Itu satu hal tentang pengalaman buruk berhadapan dengan penerbit abal-abal. Belum lagi masalah pengiriman buku yang telah dipesan (dan dibayar lunas) oleh temanku, Bugi Sumirat. Sejak Lebaran tahun lalu hingga detik ini, buku pesanan tersebut tak sampai ke tangan pembelinya. Sang pemilik penerbitan yang hobi menyadur ayat-ayat Allah dalam berkomunikasi ini, bilang sudah dikirim tetapi tak berani memberitahukan bukti/resi pengiriman. Kantor Pos mana yang tak memberikan bukti pengiriman di dunia ini?
Berikut komunikasi kami dengan seonggok daging bernama Akhi Dirman Al-Amin, yang mengelola Inzpirazone Publishing House dan setelah muncul kasusnya dengan banyak orang, berganti nama menjadi Umuhaju Publisher. Buatku, mau berganti nama apa pun, selama manusianya sama saja, ya tak akan menyelesaikan masalah yang coba diendapkan.
Teman kami pun tak berhenti menagih janji Akhi Dirman yang mengaku sebagai orang Forum Lingkar Pena.
Kapok banget berurusan dengan penerbit seperti itu. Meskipun misalnya mereka mengganti nama penerbitannya dengan nama “PENERBITAN JUJUR BERAZASKAN ISLAM” sekalipun, tetap saja kualitas dan kredibilitasnya tak berubah. Penerbit seperti itu tak ubahnya makelar percetakan yang picik dan licik. Bahkan kepicikannya sudah mencapai taraf memuakkan, yaitu sering menuliskan ayat-ayat Tuhan untuk mengelabui banyak orang.
Kenapa aku marah dengan orang yang mengatasnamakan Tuhan dan Agama demi menjaga kredibilitasnya? Jelas tabiat seperti itu merusak citra agama yang dijadikan jubahnya. Tapi aku menyadari. Dari zaman dulu, yang namanya orang munafik memang selalu begitu, mengatasnamakan Tuhan dan Anutan untuk menutupi kemunafikannya.
Dari teguran temanku, Bobby Prabawa hingga detik ini (setahun lebih) buku yang dipesan oleh Bugi Sumirat tak kunjung tiba. Dan seonggok daging yang seharusnya bertanggung jawab mungkin telah asyik dalam bisnis yang sedang dibangunnya. Ia tak pernah berani memberikan Resi/Bukti pengiriman buku via Kantor Pos, tetapi ia sangat berani membawa nama Tuhan untuk meyakinkan agar kami percaya kepadanya. Semoga Tuhan sudi mengembalikannya ke jalan yang benar.
Sebagai sesama manusia, saya menyediakan kesempatan buat Akhi Dirman Al-Amin (terpercaya?) untuk bertemu langsung dengan saya dan teman-teman yang merasa tertipu. Kita ngopi, ngobrol, dan berjabat tangan agar bisa saling memaafkan.
Terakhir, inilah profil manusianya:
Update Kasus per 23/01/2013
Siang hari, Selasa, 23/01 Buku Parsel Cinta di Hari Raya yang ditunggu telah kuterima. Akhi Dirman sudah menepati janjinya. Dengan demikian kasus ini pun kuanggap selesai. Terima kasih semuanya. Jadikanlah ini sebagai pelajaran bersama!
Jabat erat!
Leave a Reply