Temanku merasa bosan dengan pekerjaannya. Ia mulai mencari peluang pekerjaan lain yang menurutnya sesuai dengan apa yang ia sukai. Masalahnya adalah tidak ada lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kesukaannya. Satu-satunya cara adalah berdamai dengan situasi di tempat kerja sekarang. Bekerja sambil belajar menyukai apa yang menjadi risiko dalam pekerjaannya.
Memang jika kita melakukan pekerjaan tanpa rasa senang apalagi cinta, mudah diserang bosan dan lelah. Kita akan merasa waktu berputar begitu lama menuju akhir jam kerja. Berbeda jika kita melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati menikmati pekerjaan itu, hingga tak terasa tiba-tiba waktu menjadi begitu cepat bergerak menuju akhirnya.
Berbeda lagi jika kita menemukan cinta dalam lingkungan kerja. Tapi bukan itu yang mau kutulis. *ngelantur*
Setiap pekerjaan memiliki risiko. Risiko terjadi dalam proses pelaksanaan pekerjaan. Banyak orang yang bekerja tapi tak menyukai prosesnya. Dampaknya selalu merasa tersiksa dalam menjalani prosesnya. Apalagi jika ada masalah dalam proses tersebut, biasanya kita akan merasa sempit. Pikiran kitapun menjadi negatif terhadap lingkungan kerja.
Sebaiknya kita menebalkan kesabaran dalam menjalani prosesnya. Selalu berusaha menanamkan pikiran positif terhadap lingkungan kerja. Jika berhasil berbuat demikian, masalah apapun yang terjadi dapat kita terima dengan lapang dada. Ini memang masalah pikiran dan hati. Jika kita berprasangka buruk, maka alam yang luas akan menjadi begitu sempit. Tetapi Jika kita berprasangka baik, maka keadaan diri kitapun akan menjadi baik. Dan masalah sebesar gunungpun akan menjadi seringan kapas.
Segalanya kembali pada sejauhmana kita bisa berdamai dengan diri sendiri dan dengan lingkungan pekerjaan. Bilamana ada orang-orang selingkungan yang menyebalkan, lakukan saja sikap yang akan menjadi pengalaman terindah sepanjang hidup: Memaafkan!
Selamat bekerja, kawan!
ilustrasi foto: MT di Media Center IGF 2013 BNDCC, oleh 03BMAI
Leave a Reply