Curug Cipamingkis makin terkenal sebagai destinasi wisata di wilayah Bogor. Boleh jadi ini berkat netizen yang senang memamerkan obyek wisata yang dikelola oleh KPH Perhutani Bogor. What the meaning of KPH? Kesatuan Pengelola Hutan. Sebuah unit dari BUMN Perhutani yang mengelola hutan-hutan di Indonesia agar lestari dan dimanfaatkan dengan baik untuk masyarakat.
Apa yang perlu kamu ketahui sebelum ke Curug Cipamingkis? Buat yang suka membaca, silakan lanjutkan blog ini sampai tuntas. Bagi yang lebih suka menonton, langsung aja tinggalkan blog ini dan klik video di bawah ini, apa lagi kalau bukan VLOGUE #KelayapankeCipamingkis.
1. Pilih Rute Sesuai Lokasimu
Curug Cipamingkis bisa dijangkau dari Bogor, Bekasi, dan Jakarta. Kalau kamu dari Cianjur/Sukabumi, ya ikuti jalur arah dari Bogor. Kalau kamu dari luar Bogor, seperti dari Tangerang, Bekasi, dan Bojong Soang, ikuti arah dari Jakarta saja.
Kalau dari Bogor, kamu akan menempuh perjalanan sekira 40 km. Sebaiknya keluar tol Sentul Selatan atau lewat jalur non tol misalnya dari Cimahpar, lanjut ke arah Babakan Madang-Sukamakmur-Desa Wargajaya-Curug Cipamingkis. Pengunjung dari Bogor disarankan tidak lewat tol jagorawi dan keluar di gerbang tol Cikeas. Why? Ya kejauhanlah! Cukup fokus ke Sentul!
Kalau kamu dari Jakarta, jarak tempuh ke Curug Cipamingkis sekira 55 km dari KM 0 Tol Jagorawi dari Jakarta. Tol DAKOTA (Dalam Kota) maupun Tol Lingkar Luar Timur Jakarta langsung masuk otomatis ke tol Jagorawi. Nanti keluarnya jangan ke Sentul Selatan, kecuali mau main dulu di sekitar Sentul. Sebaiknya ambil pintu keluar Gunung Putri/Cikeas lalu mengarah ke Jonggol-Sukamakmur-Desa Wargajaya-Curug Cipamingkis.
Dari arah Jonggol? Yaelah, tinggal ikutin aja rute di atas. Pilih mana yang ada jonggol-jonggolnya.
Kalau dari Bali, Ambon, Papua, maupun Makassar, silakan terbang dulu ke Jakarta. Terserah mau naik maskapai apa. sama saja koq mahalnya. Mungkin Daeng Ipul, Bli Anton, atau Almascatie mau ke sini. Silakan ikuti jalur ini sebelum memasuki Tol Jagorawi
2. Jalur dengan Puluhan SPBU
Jalur menuju Curug Cipamingkis maupun Curug Ciherang (tetanggaan) banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau Pom Bensin. Cuma levelnya SPBU Mini alias eceran. Ada yang masih manual seperti botol-botol bekas minuman maupun mesin sedot-sembur ada pula yang pakai mesin digital. Jadi kalau kamu melewati jalur sini, nggak usah khawatir kehabisan bahan bakar. Banyak titik-titik SPBU Mini di tepi jalan, di depan rumah warga yang siap membantumu.
3. Saweran di Jalan
Ini yang juga bakal kita temui saat melintasi jalur ke Curug Cipamingkis. Kamu akan banyak menemukan sekelompok orang yang meminta uang saweran. Ada yang untuk perbaikan jalan yang rusak, ada juga yang untuk membangun Masjid. Bahkan ada yang buat acara seperti Muharaman dan 17-an.
Bagaimana melewati mereka? Ya gampang saja kasih uang atau kasih lambaian tangan. Mereka nggak ada yang galak koq. Jadi kalau kamu enggan memberi, jangan takut melintasi. Santai saja dengan senyum dan lambaian tangan ramah ke mereka.
4. View Bagus Sepanjang Jalan
Ini yang cukup penting. Selain melintasi perkampungan dengan jalan yang tidak bisa dibilang lebar, kita akan melintasi lokasi dengan pemandangan indah dan mengagumkan. Ada persawahan, sungai, dan perbukitan dengan bermacam bentuknya. Aku sempat mampir di area persawahan ketika sebuah keluarga petani sedang panen. Asyik, bisa ngobrol sama mereka, mendapatkan serat kehidupan orang sekitar itu salah satu “rezeki” yang kusuka kalau jalan ke mana-mana.
5. Tiket 3 Lapis
Sampai di gerbang Curug Cipamingkis, kami diberikan tiket 3 macam, yaitu (1) untuk Parkir Mobil. Murah, cuma ceban alias 10K tapi tak menjamin kehilangan mobil atau apapun yang ada di dalam mobil ya. (2) Tiket Masuk Curug Cipamingkis seharga ban-go atau 15K yang secara tak disadari juga sudah termasuk asuransi syariah untuk pengunjung. (3) Tiket Terusan sebesar 20K (noban) yang menjamin kita bebas menikmati berbagai fasilitas wisata di area Curug Cipamingkis. Ada 8 spot yang bisa kita nikmati dengan membayar tiket terusan (Kalau sempat ya).
- Terapi Ikan
- Rumah Pohon
- Photospot i love u
- Dek Selter
- Photospot Bintang
- Dek Love
- Dek Perahu
- Kolam Renang
6. Jalan Kaki ke Air Terjun
Setelah parkir kendaraanmu, cobalah diam sejenak. Rasakan kesejukan yang mulai menyelimuti kulit tubumu. Segar sekali kurasakan suhu udara di area wisata Curug Cipamingkis ini. Adem, seperti ada AC alami bersuhu 18-20 derajat celcius. Kenapa bisa seadem ini? Yang jelas karena lokasi ini berada pada ketinggian 900 MdPL. Jadi wajar kalau dingin.
Tapi ada juga yang bilang, ademnya lokasi ini karena beberapa cerita mitos yang agak-agak gimanaaaa gitu. Ah, biarlah kalo masyarakat percaya. Aku sih agak malas menyebarkan mitos. Jadi maaf ya, kalau nggak aku tulis di sini. Mitos lebih enak diobrolin sambil ngopi, ketimbang dijadikan catatan tertulis. Kenapa? Ya, kalau tertulis nanti dianggap referensi sejarah. Bisa kacau pengetahuan anak-anak kita nantinya.
yang suka mitos silakan cari tahu saja. seruhhhh hihihi…
Oh iya, dari area parkiran kita tinggal jalan kaki ke tujuan utama: Curug Cipamingkis. Sayangnya saya tak menemukan tulisan arah ke sana. Mungkin mata saya siwer, jadi nggak membaca tulisan/rambu pengarah jalan. Untuk sohib saya, Ace Pentura berani bertanya ke petugas. “Manfaatkan GPS Asli!” Kata Ace Pentura. GPS = Gunakan Penduduk Sekitar.
Kata petugas, kami tinggal jalan saja mengikuti jalur setapak. Dalam 200 meteran atau 10 menitan, kami akan menemukan air terjun atau curug Cipamingkis. Wah, benar! ternyata tak jauh. Cuma satu yang perlu kamu ingat! Kalau bawa Manula, pikirkan kembali sebab jalan menuju air terjun merupakan jalur menanjak. Memang tersedia anak tangga sepanjang jalan yang bisa dipakai untuk duduk beristirahat. 200 Meter oke, tapi menanjaknya ini yang perlu diperhatikan untuk Manula. Perlu dituntun, ya!
Bagaimana dengan anak-anak? Jiah, mereka mah biarin aja. Justru mereka biasanya lebih santai dan kuat ketimbang kita sendiri yang sudah berumur.
7. Damai Tanpa Sinyal
Curug Cipamingkis memang ideal banget buat escape dari pekerjaan sehari-hari. Di sini kita akan terbebas dari notifikasi grup whatsapp maupun media sosial. Tak ada sinyal di area sini. Jadi kamu bisa bebas menikmati keindahan alam di sini tanpa ada gangguan notifikasi. Pergilah ke Cipamingkis, Anda akan bebas dari kejaran deadline dan tagihan debt collector!
8. Pilih Jam Kunjungan Sepi
Ini penting. Kami ke Curug Cipamingkis pas jam 10.30 pagi. Jadi pada jam segini belum ramai pengunjung. Dengan situasi yang tak terlalu ramai, menikmati curug jadi lebih nyaman. Nah, biasanya pengunjung mulai ramai di atas jam 12 siang. Ini berimbas pada titik-titik incaran pengunjung yang tentunya ramai, berjubel.
9. Camping Ground Keren
Banyak juga pengunjung yang ke sini untuk tujuan camping. Biasanya bersama teman-teman maupun bersama keluarga. Di sini tersedia penyewaan tenda bahkan paket camping ground pun tersedia. Silakan cek beberapa paket resmi yang disediakan pengelola.
10. Mental Sampah
Buat kamu yang punya teman bermental sampah, mending jangan diajak piknik. Bikin malu nanti. Atau sebelum diajak, diupgrade dulu mentalnya biar nggak buang sampah sembarangan. Kebiasaan membuang sampah sembarangan itu susah-susah gampang ditebas. Sayang banget kalau keindahan alam di lokasi seperti Curug Cipamingkis ini ternodai dengan sampah yang bertebaran di mana-mana.
Saat ke sini saya masih menemukan sampah yang dibuang sembarangan oleh pengunjung. Bukan soal itu sampah plastik atau kertas. Sampah apapun tak boleh dibuang sembarangan. Mau plastik, baja, bambu, kertas, bahkan aku menemukan Pants (Celana Popok Bayi) di sekitar air terjun. Nyebelin banget kan? Bahkan untuk memotretnya aja, aku males banget. Ini aku abadikan beberapa sampah di area air terjun. Jangan tanya di area lainnya deh. Lebih gampang menemukannya.
Bisa banyak sampah begini memang pengelola tak menyediakan tempat sampah? Ho ho ho… yang kulihat sih ada tempat sampah dari bambu yang dicat warna-warni. Tapi sepertinya kurang menarik untuk dimanfaatkan oleh mereka yang terbiasa buang sampah sembarangan. Menang sebaiknya di tiap berapa meter disediakan tempat sampah dan reminder dalam bentuk karya seni mungkin yang mengingatkan orang bahwa membuang sampah sembarangan itu sebuah kedunguan yang harus disembuhkan.
11. Pohon Kopinya…
Buat yang suka sama kopi, seperti Kang Dobelden, bakalan suka melihat pohon kopi yang ranum bijinya. Di sekitar jalur menuju curug Cipamingkis terdapat banyak pohon kopi. Saya entah ini jenis robusta atau arabica. Saya tak begitu paham soal kopi. Cuma saya paling ahli soal minum kopi. Emang minum kopi perlu keahlian? Ya, tinggal minum doang aja kelesss.
Kalau dilihat dari ketinggiannya di 900 Mdpl boleh jadi ini kopi jenis Arabica. Kenapa banyak pohon kopi di sini? Mungkin dulunya memang ditanam di zaman belanda. Sayangnya sepertinya pohon kopi yang ada di sini belum dikelola secara khusus oleh Perhutani. Atau mungkin saya yang belum tahu soal ini. Sebab nggak sempat bertanya sih sama pengelolanya. Mungkin suatu saat teman-teman netizen/blogger ada yang bisa update soal kopi di Curug Cipamingkis ini.
Jadi itulah 11 hal yang perlu Anda ketahui sebelum merencakan piknik ke Curug Cipamingkis. Ingat, perjalanan sekira 2 jaman dengan kondisi jalan yang aspal namun tak cukup luas. Jadi sepanjang perjalanan siapkanlah minuman dan cemilan. Tapi nggak perlu khawatir juga sih, sama seperti SPBU Mini, di sepanjang jalan juga banyak warung warga setempat yang enak disinggahi.
Leave a Reply