Para petinggi negara anggota Indian Ocean RIM Association (IORA) lagi pada kopdar di Jakarta. Melihat sebaran informasi yang ada di media sosial, sepertinya kongkowan itu berjalan santai dan rileks. Padahal kalau melihat agenda yang menjadi perhatian asosiasi yang sudah berjalan selama 20 tahun itu, semuanya berat.
Lihat saja harapan para pemimpin negara IORA. Mereka ingin Asosiasi Kerja Sama Lingkar Samudra Hindia ini menjadi sarana untuk meningkatkan kerja sama ekonomi yang berkelanjutan dan seimbang, memfasilitasi perdagangan, serta menjadi sarana untuk membicarakan pengurangan berbagai hambatan perdagangan dan investasi. Bahkan urusan stabilitas, keamanan, dan perdamaian juga menjadi bagian dari perhatian IORA. Belum lagi tantangan di lapangan seperti sengketa batas maritim, bajak laut, pencurian ikan, migrasi ireguler, perdagangan narkoba, perubahan iklim, bencana alam, dan kompetisi negara adidaya dunia.
Di tengah beragamnya perhatian para pemimpin negara-negara IORA itu, Presiden Jokowi mengajak para mereka untuk santai menikmat Indonesia yang menyenangkan. “Malam ini, mari kita tinggalkan sejenak, hal-hal mengenai keamanan, perekonomian, dan lingkungan hidup. Marilah kita nikmati dulu, aroma, pemandangan dan suara-suara Indonesia,” ucap Presiden, saat makber (makan bersama) di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Senin 6 Maret 2017.
Nah, selain berbelanja di sekitaran Jakarta, peserta konferensi juga sebenarnya bisa melihat dan belanja berbagai kreasi buatan Indonesia yang dipamerkan di ajang IORA 2017 ini. Banyak di saat rihat mereka memenuhi lokasi pameran produk Indonesia. Apa aja yang ada? Nih, sedikit aja syuutannya…
Indonesia sebagai ketua IORA periode 2015-2017, ingin agar Samudra Hindia menjadi sumber kemakmuran bagi dunia, terutama negara-negara di sekitarnya. Hm…, sebuah inisiatif yang menantang, mengingat banyak sekali persliweran ekonomi dan politik di kawasan lingkar samudra tersebut.
Salah satu hasil yang didapat dari KTT IORA 2017 adalah komitmen bersama dalam bentuk penandatanganan dokumen Jakarta Concord. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pertemuan tingkat menteri negara anggota IORA beberapa waktu sebelumnya menghasilkan beberapa dokumen salah satunya adalah “Jakarta Concord”, yang ditandatangani oleh para pemimpin negara anggota IORA (7/3).
“Dokumen ini merupakan rencana aksi pertama sejak pertama kali berdirinya organisasi ini 20 tahun yang lalu. Dokumen penting ini berisikan tentang komitmen pentingnya mengimplementasikan rencana aksi bagi para anggota IORA,” kata Menlu Retno.
Selain Dokumen Jakarta Concord, ada dokumen lain yang juga ditandatangani yaitu deklarasi pencegahan dan pemberantasan terorisme, kekerasan dan ektremisme. Deklarasi ini bertujuan untuk menciptakan perdamaian, stabilitas dan mempromosikan pesan positif dari toleransi dan keberagaman.
Leave a Reply