Lagi bersih-bersih wall dari iklan kaca mata yang bejibun, tiba-tiba kutemukan status yang dipromosikan di Facebook (status iklan). “Hm, kayaknya modus aja nih iklan”, gumamku. Beralihlah perhatianku ke iklan tersebut.
Kubaca mulai dari statusnya yang bercerita tentang pengalamannya membeli barang di sebuah marketplace yang cukup terkenal di Indonesia, namun ternyata barangnya abal-abal. Ujungnya dia yang memakai nama samaran Siti Rumaisyah menuntaskan kisahnya dengan mengirimkan situs asli dari Jepang, tempat di mana ia bekerja agar pembeli mendapatkan barang asli.
Sambil menelusuri dan menulis di blog ini, aku dapat masukan penting dari teman-teman di Facebook.
Cerita lengkapnya seperti skrinsutan ini.
Kejanggalan Iklan Ini
- Bagi yang sudah biasa mengerti mana status normal dan mana yang modus penipuan, akan cepat menyimpulkan bahwa ini modus jualan “nggak banget”. Apa lagi setelah aku menemukan beberapa modus iklan yang sama persis dengan cara yang dipakai akun ini.
- Menanamkan ketidakpercayaan pembaca pada marketplace Shopee dan Lazada, yang berdasarkan ceritanya telah menjual barang berkualitas rendah. Lalu mengarahkan pada satu-satunya situs asli yang merupakan perwakilan resmi di Jakarta dari pabriknya di Jepang. Pembaca yang tak kritis, bisa jadi kena jebakan ini dan langsung belanja di “situs asli”
- Situs yang dianggap asli itu menjual langsung dengan bahasa jualan yang oke juga. Gambarnya pun bagus. Serius gitulah digarapnya. Pembeli diminta mengisi form data pribadi lalu memilih pembayaran. Yakin barangnya sesuai? Yakin barangnya beneran? Saya tak mencoba sampai transaksi, seperti ketika saya menguji iklan abal-abal obat pelangsing yang pernah saya tulis di blog ini juga.
- Foto Siti Rumaisyah asal comot di internet. Fatalnya, salah satu foto profilnya adalah foto seorang dokter di Malaysia. Nah, dari sini saja sebenarnya kita harusnya bisa menyimpulkan kalau akun Siti ini fake account. Segala yang ditawarkan oleh fake account mau kita percaya?
Apa yang kulakukan setelah menelusuri iklan ini? Ya, laporkan ke Facebook, kalau aku gak mau ada iklan ini lagi di linikala Facebook-ku.
Jadi gitulah kegiatan isengku di medsos. Padahal mestinya lemburin kerjaan, tapi malah terdistraksi ke iklan ini. Semoga aja netizen makin waspada ya dengan berbagai modus jualan yang tipu-tipu seperti ini. Iklan seperti ini banyak ternyata. Ini ada lagi yang kutemukan. Mirip banget modusnya.
Kalau netizen mau mendalami literasi digital, bisa follow Instagram @internetsehat.id atau langsung ikuti kelas online gratisnya di akademi literasi digital.
Leave a Reply