Kehidupan akan berjalan baik apabila terjaga keseimbangan antara manusia dengan alam semesta.
Pernyataan tersebut membuka perbincangan kami dengan Odong Klerek, Damang Suku Dayak Siang Murung, di Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Dalam struktur adat Dayak Siang Murung, Damang bertanggung jawab dalam bidang pengawasan dan penuntutan peradilan dalam upaya pelestarian lingkungan. Modernisasi di wilayah Kalimantan Tengah, tetap disoroti oleh Pelestari Adat ini agar tidak merampas kekayaan alam apalagi mengotori tempat-tempat yang menurut adat merupakan lokasi sakral.
Kadang sebagai manusia yang tak mengenal adat suatu daerah, kita bisa saja bertindak tak menghormati sakralitas suatu daerah. Damang Odong Klerek pernah menyampaikan protes kepada pemerintah karena pernah memberikan keleluasaan kepada investor asing untuk melakukan aktivitas menambang di kawasan situs budaya Puruk Kambang. [rivermapping]
Bagi masyarakat Dayak Siang, Puruk Kambang sangat disakralkan karena diakui sebagai tempat diturunkannya PUTIR SIKAN dengan Palanggka Bulou oleh Mohotara Lobata atau Ranying Hatalla Langit Panganteran Bulan Raja Tuntung Matan Andau, yang menjadi cikal bikal suku Dayak Siang di pulau Kalimantan sebelum terbentuk negara Indonesia.
Sikap tegas masyarakat adat amat penting dikuatkan oleh siapapun orang yang peduli akan kelestarian alam. Seperti kita ketahui, di nusantara ini banyak sekali masyarakat adat yang berjuang untuk mempertahankan tradisi dan kelestarian budaya leluhur. Perkembangan suatu daerah di nusantara ini umumnya sering tak mengindahkan kesucian adat dan tanah leluhur, akhirnya negara dengan investor dari Luar dapat melakukan eksploatasi alam yang mengancam keseimbangan.
Kekhawatiran tersebut juga pernah disampaikan oleh Mursyid, Wakil Jaro Tangtu Tujuh desa Cibeo, Baduy Dalam. Saat aku bercengkrama dengannya pada November 2008, ia menyampaikan kegelisahannya tersebut dan menyeru agar semua masyarakat adat di nusantara berani mempertahankan tradisi leluhur sehingga dapat terlepas dari bencana, yang dipercaya sebagai murka sang penguasa alam.
Di antara mereka, -masyarakat adat dan negara- dimanakah posisi kita?
Berikut gambar dan video yang kudapat saat bersama Khrisna Pabichara dan Erha Limanov, mengunjungi rumah Damang Odong Klerek.
“kehadiran kami disambut dengan upacara adat penerimaan tamu. mengesankan!”
From Suku Dayak Siang Murung Raya, posted by Mataharitimoer Mt on 5/18/2013 (40 items)
Generated by Facebook Photo Fetcher 2
Leave a Reply