Bunga Terakhir untuk Pesan Terakhir

Ia adalah seorang bapak yang tak pernah lelah mendidik anak-anaknya. Sepanjang berkomunitas bersamanya, dua kali ia memarahiku. Marah bukan dalam arti benci. Marah karena “anak binaannya” ini memang kadang blo’on. Tapi itulah yang namanya Bapak kami, Almarhum Prof. Sjafri Mangkuprawira. Marah karena cinta itu tak sebanding jika kita menghitung pengorbanan yang Beliau berikan untuk anak-anak binaannya di Blogor.

Bagi kami yang bergiat dalam komunitas Blogger Bogor (Blogor), keberadaan Blogfather (begitu julukan yang kusematkan padanya saat acara IPB Blogging Day 2012) selalu berarti. Baginya Blogor bukan sekadar komunitas kongkowan yang demen hura-hura atau haha-hihi. Blogor adalah sebuah entitas yang harus memiliki kepedulian terhadap dinamika Bogor. 

“Blogor harus lebih membogor!” Pesan Beliau saat Serah Terima Jabatan Pupuhu II ke Pupuhu III, Harris Maulana, yang digelar di halaman rumahnya. Ia selalu menyediakan waktu, pikiran, uang, bahkan fasilitas semacam tempat acara bagi kami, anak-anak binaannya.

“Saya bangga dengan kehadiran blogger lintas komunitas pada Kopdar Mancing kali ini. Beginilah mestinya blogger, saling bersinergi untuk syiar kebajikan!” Pesan Beliau pada Kopdar Mancing Jilid 6 di kebun buahnya. Baginya Kopdar Mancing adalah sebuah kegiatan santai bagi keluarga besar Blogor, untuk makin mengeratkan tali kasih. Dan Kopdar Mancing Jilid 7 sempat Beliau rencanakan tahun ini dan tetap di Kebun Buahnya, saat kami bersilaturahmi di rumahnya, Minggu (03/02/12). Tak ada satu pun di antara pengurus Blogor yang menduga bahwa itu akan menjadi pertemuan terakhir kami.

“Buku Blogor selanjutnya akan lebih baik jika membahas soal kepemimpinan Bogor. Kita harus bertemu dengan Walikota dan Bupati Bogor untuk menyampaikan peran blogger dalam mempromosikan Bogor di ranah maya.” Tanggapan Beliau pada pertemuan terakhir, saat Pupuhu III menyampaikan rencana membukukan kembali postingan blogger Bogor yang bertema Pemimpin Bogor yang Diharapkan. Buku tersebut rencananya akan diterbitkan sebelum Pemilihan Walikota Bogor yang akan datang.

Dalam pertemuan terakhir itu pun beliau menyampaikan apresiasinya atas tulisan @utamiutar yang melaporkan tulisannya tentang Blogor, yang dimuat dalam Prosiding Konferensi Internasional di Florence, Italia. Dari situ Beliau menyemangati kami untuk tetap menggelar rencana International Blogger Conference di Bogor tahun 2013 ini. 

Selain pesan-pesan untuk komunitas dengan segala kelaziman masalah di dalamnya, Beliau sepertinya juga menanyakan hal-hal yang sifatnya personal secara akrab. Semua blogger yang hadir di ruang tamunya mendapatkan sapa, canda, dan tanya yang proporsional. Begitu pun untukku, sebelum kami menikmati sajian makan siang, Beliau menyempatkan diri berbincang tentang dua hal yang sangat pribadi. Karena amat pribadi, aku tak bisa menuliskannya di sini. Aku menyerap sepenuhnya pesan yang Beliau sampaikan. Ah, rupanya pesan terakhir!

foto: dok. blogor (@insideerick)
Pertemuan Terakhir (03/02/13) foto: @masfajar

Kabar yang mengejutkan di pagi hari dari grup #KandangKambing menjadikan semua yang ia sampaikan di Minggu siang itu menjadi pesan terakhir. Kabar kematiannya mematikan rasa nyeri akibat kecelakaan motor yang kualami dua jam sebelumnya. Bersyukur sahabat Blogger Bogor, @masfajar sudi menjemputku untuk takziyah ke rumah duka. 

Rasa duka yang kurasakan boleh jadi tak sebanding dengan yang dialami Istri, Anak, Cucu, Cicit, dan keluarga besarnya. Tetapi duka adalah duka. Sekecil apa pun itu!

 

Kelopak bunga kutaburkan

Setangkai bunga kutancapkan

Di tanah peristirahatan

Bunga yang menandakan harumnya nama yang Kau tinggalkan

Bunga terakhir untuk pesan terakhir 

 

Author: MT

24 thoughts on “Bunga Terakhir untuk Pesan Terakhir

  1. turut berduka mas… waktu saya membaca beberapa twit temen2 #kandangkambing awalnya belum faham, tapi setelah baca tulisan mas MT jadi ngerti.

    saya suka itu, ‘duka tetaplah duka sekecil apapun itu’
    semoga mas MT juga bisa mengikuti sosok sang profesor suatu hari nanti.

  2. Di perjumpaan terakhir banyak pesan yang beliau sampaikan, termasuk rencana Blogor bertemu dengan walikota dan bupati, beliau mau membantu “jalur khusus”. Smg keinginan beliau tentang Blogor dapat terwujud.

  3. semoga BLOGOR tetap membogor dan memblogor…
    tanpa ada komunitas dalam komunitas
    kebersamaan seperti dulu
    culas nyinyir bete hati masing2 personal semoga bisa bener2 dihilangkan..ya kalau bisa
    semoga bisa jadi kebersamaan seperti dulu lagi…walau tanpa Bapak, tapi ajaran untuk selalu intens bertemu kopdar dll itu yang dulu sering pak sjafri ajarkan
    bukan beberapa orang tapi seluruh anggota blogor 🙂

    yah namanya ini kalau bisa..namanya juga harapan 🙂
    🙂
    cheers
    semoga Blogor tetap memblogor 🙂

  4. Nice posting bung MT.
    Untuk Echa, komunitas seperti model Blogor itu sifatnya dinamis, bukan statis, sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang saat itu, yang penting, pendulumnya selalu bergerak ke arah yang positif dan kita tidak membebani komunitas dengan harapan akan seperti dulu, karena setiap anggota memiliki (kemungkinan) kesan yang berbeda. yang penting, tidak ada dusta diantara kita he he he he.. seperti lagu ya Cha.
    Salam kangen dari jauh nih utk semua Blogorian & salam kenal utk your hubby 😉

    1. sebentar atau pun lama bukan ukuran baiknya hubungan. justru yang sebentar biasanya meninggalkan kesan yang cukup lama.

Menurutmu?