Catatan Dari Kereta Rakyat Jelata

terlalu banyak orang yang janjikan keadilan
entah berapa orang yang janjikan kesejahteraan
masih ada saja yang janjikan tegaknya hukum
sambil terkekeh di belakang meja

sebab bangsa ini mudah sekali dibohongi
aparat hukumnya mudah dibekali
pengusahanya tak pernah benar-benar peduli
aparat keamanannya bisa dibeli
politisinya hobi main koalisi
yang penting kebagian kursi

catatan ini kutulis di kereta jurusan kota
kereta listrik untuk rakyat jelata
berdesak-desakan mencari kedudukan
mereka yang tak dapat tempat duduk
tetap masih punya pendirian
sementara para pedagang bersliweran
keringat mengucur dari dahi
sebab kipas anginnya setengah mati
bau ketiak bercampur dengan daki
selalu mengiringi perjalanan ini

elite politik mana mau tahu urusan begini
mereka tak pernah menyentuh kehidupan di sini
terlalu sibuk dengan proyek busuk
selalu ngantuk di ruang sejuk
mereka tak pernah paham kehidupan yang sebenarnya
tak pernah mengerti makna perjuangan seadanya
perjuangan rakyat tuk tunaikan tuntutan hidupnya

keretaku berhenti di stasiun sebelum kota
aku turun karena tak kuat menahan muntah
kulanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki
menelusuri gang sempit komplek kurcaci
rumah yang dibangun dari sampah industri
dekil dan kotor menyatu menjadi harmoni
namun kedekilan dan kekotoran itu merasuk ke hati

aku selalu bertanya
sudikah penguasa mampir ke sini?
tahankah mereka hidup seperti ini?

KRL Kampung Bandan, 27 Mei 2004

One response to “Catatan Dari Kereta Rakyat Jelata”

  1. @UtamiAmaliana Avatar
    @UtamiAmaliana

    RT @mataharitimoer: Catatan Dari Kereta Rakyat Jelata http://t.co/WIYFNzxhPP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *