The Creator: Amerika Gak Rela AI Berjaya

Film The Creator yang sedang tayang di bioskop Indonesia menunjukkan arogansi Amerika Serikat terhadap benua asia raya. Film berlatar tahun 2065 ini menampilkan peperangan antara tentara Amerika yang selalu mencitrakan mewakili kemanusiaan melawan humanoid Asia Raya (gabungan negara-negara di Asia) yang diciptakan dari artificial intelegence (AI). Amerika menuduh AI mengancam kehancuran dunia dan mereka ngotot ingin menghancurkan kekuatan Asia Raya. Memorakporandakan negeri yang damai memang jagonya Amrik sih emang dan itu tergambar jelas pada film ini.

The Creator menggambarkan benua Asia menjadi satu negara Asia Besar, yang kini menjadi suaka dari para robot AI dari kejaran manusia. Para robot menyusun strategi untuk melakukan perlawanan dan pengambilalihan dunia oleh manusia (yang diwakili oleh Amrik). Pesawat Robot NOMAD siap menghancurkan titik-titik di Asia Baru yang mereka curigai sebagai pusat AI (Nirmata).

Aku menangkap kesan, film ini menggambarkan Asia Bersatu karena ada beragam kultur ditampilkan dalam harmoni masyarakat yang terdiri dari manusia dan robot (AI) ini. Bukan hanya transportasi, militer, dan koneksi, teknologi pertanian pun sudah terlihat hybrid, memadukan manusia dan AI. Bukan hanya kultur masyarakat Vietnam, ada juga Nepal, Kamboja, Tibet, Thailand, Jepang, dan Indonesia.

Aku terkejut ketika muncul 3 lagu Indonesia di film tersebut saat adegan tembak-menembak. Lagu tersebut memicu emosional dari adegan yang ada. Lagu-lagu tersebut merupakan lagu asli dari grup rock lawas Indonesia: Golden Wing. Lagu berjudul Hanny dan Kasih Suci diambil dari album Golden Wing tahun 1973 sedangkan lagu berjudul Hari yang Mulya diambil dari album Golden Wing tahun 1975.

personel grup Golden Wing | foto: istimewa

Golden Wing adalah grup rock Indonesia asal Palembang. Memang tak banyak orang yang kenal dengan grup yang dibangun Piter Kenn (lead gitar), Kun Lung (bass), Tarno S. (drum), dan Karel Simon(gitar dan vocal). Beberapa tahun berikutnya, bergabung pula Areng Widodo (bas) dan Adhimantra (kibor) menggantikan formasi awal. Golden Wing sebenarnya sejajar dengan Godbless, AKA, dan the Rollies,

Tentang informasi filmnya, Anda bisa membaca dari sumber yang lebih spesifik seperti Imdb. Aku hanya menuliskan kesan setelah nonton film berdurasi 133 menit ini. Yang jelas secara visual film ini begitu mengesankan. Hentakan suara saat pesawat robot NOMAD membom terasa mengerikan. Sekilas memang seperti nonton film Starwars sih tapi kalau mengikuti kisah emosionalnya memang unik sih.

Ending dari film ini bikin haru banget. tak terkatakan.

Author: mt blogger

Menurutmu?