Kasih Sayang Kedua

Kasih sayang kakek terhadap cucu lebih besar dibandingkan terhadap anaknya sendiri. Dari beberapa kali obrolan dengan kakek dan nenek yang kutemui dalam persliweran jalanku di beberapa kota, mereka mengungkapkan perasaan yang sama terhadap cucu.

Seorang sopir angkot di Anyer, beberapa kali “narik” sambil membawa serta cucu yang duduk di sebelahnya. Ia rela tak mendapatkan tambahan penumpang di bangku depan, asal cucunya gembira jalan-jalan sang kakek sepanjang Anyer-Cilegon.

Sopir taksi yang mengantarku dari Pancoran ke Bogor pun demikian. Ia bercerita, selalu mencari lebihan dari setorannya hanya untuk membelikan oleh-oleh buat cucu tercinta. Kemarin ia baru saja membelikan sepasang ayam kampung sang Cucu yang baru berusia 3 tahun. Bahagia sekali melihat cucunya main bersama ayam peliharaannya.

Begitu pula dengan si Mbok penjual Gudeg Jogja di sebelah Rumah Sakit BMC, Bogor. Meskipun ia tak menyukai menantunya, tetapi amat sayang terhadap cucunya. Setiap hari simbok mencari waktu bermain bersama cucunya. Meskipun ia sering merasa disakiti oleh menantunya, tetapi sedikit-sedikit ia menabung dari hasil jualan gudegnya, untuk membelikan apa yang diminta cucunya.

Pengakuan para penyayang cucu di atas diamini pula oleh Mbah Jan, saat aku menuturkan apakah perasaan kedua kakek dan satu nenek itu juga dirasakan juga olehnya. Malam itu ia kutemui sedang memancing ikan dari atas jembatan di Jalan Ketabang Kali.

Kerjaannya tak menentu. Kadang-kadang menjadi juru parkir di Klinik Pusura, tak jauh dari kali tempatnya memancing. Setiap hari ia mencari uang berapa pun -misalnya 2000-3000- hanya untuk membelikan jajanan buat sang cucu yang kelas 3 SD. Rasa sayangnya terhadap cucu melebihi rasa sayang terhadap anak.

Dulu, terhadap anak, waktu mereka minta uang saya bisa bilang; nggak punya. Tapi sekarang, kalau cucu yang minta, saya harus carikan, berapa pun harus dapat, demi cucu!” Ungkap Mbah Jan.

[pe2-image src=”http://lh4.ggpht.com/-4YwkRoKwkaQ/UVbfTfIQ-KI/AAAAAAAACWs/9KodPcBKg1M/s144-c-o/surabaya.jpg” href=”https://picasaweb.google.com/108950141967760871064/MbahJan?authkey=Gv1sRgCPOw2ZTyjureNQ#5861117490935953570″ caption=”” type=”image” alt=”surabaya.jpg” ]

Begitulah kisah tentang perasaan cinta seorang kakek atau nenek terhadap cucunya. Pertautan cinta dan kasih sayang antara mereka yang terpaut usia begitu jauh, namun lebih melekat di hati. Boleh jadi ini wujud kasih sayang kedua, setelah anak. Kasih sayang yang lebih kuat, ternyata.

Jika ditanya siapakah yang menyerap perhatian sehari-hari? Jawaban mereka sama: Cucu!

 

6 responses to “Kasih Sayang Kedua”

  1. Blogger Bogor (@BloggerBogor) Avatar
    Blogger Bogor (@BloggerBogor)

    Kasih Sayang Kedua: Kasih sayang kakek terhadap cucu lebih besar dibandingkan terhadap anaknya sendiri. Dari b… http://t.co/uEfhFh8fsO

  2. MT (@mataharitimoer) Avatar
    MT (@mataharitimoer)

    #blogMT Kasih Sayang Kedua http://t.co/86aJTwYNJH #catatan #mytrip #cintakedua

  3. phenyukerooo Avatar
    phenyukerooo

    kalo aku lebih sayang sama keponakan aku daripada adik sendiri hehehe

    1. MT Avatar
      MT

      Kenapa begitu?

      1. phenyukerooo Avatar
        phenyukerooo

        adiknya bandel kang hahaha

  4. MT (@mataharitimoer) Avatar
    MT (@mataharitimoer)

    #blogMT: Kasih sayang kakek terhadap cucu lebih besar dibandingkan terhadap anaknya sendiri. Dari beberapa kali… http://t.co/BTf1x2ogrA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *