Kebiasaan Baru karena Virus Corona

Sejak diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dimulai dari Jakarta pada 7 April 2020 secara berangsur warga mengondisikan diri dengan situasi pandemi. Bahkan sebenarnya sejak PSBB belum ditetapkan pun sebagian warga sudah mulai membiasakan diri dengan tradisi baru.

Apa saja tradisi baru yang terbentuk di warga? PSBB membuat banyak orang mau tidak mau menjadi tertib pada aturan maupun anjuran dalam menghadapi virus corona. Kuceritakan sebagaimana yang kualami sendiri sebagai salah satu warga di pinggiran kota Jakarta.

1. Tidak makan di warung

Tertibnya warga kulihat sendiri saat sebelum masuk bulan puasa. Dua kali aku dilarang makan siang di sebuah rumah makan langganan dekat kantor. Meskipun menerapkan work from home, tetap saja ada beberapa pekerjaan yang memang harus dilakukan dari kantor, misalnya saat harus mengikuti online conference, isi diskusi workshop yang juga berlangsung online.

“Maaf nih, bang. Mulai sekarang gak bisa makan di sini. Udah mulai berlaku nih PSBB.” Kata bapak penjaga warung sambil mengambil kertas coklat berlapis plastik lalu menaruh secentong nasi di situ.

“Lha, saya mau makan di sini, pak. Bukan dibungkus.”

“Nggak bisa, bang. Nanti kalau ada patroli PSBB saya bisa dipenjara atau bayar denda jutaan. Mending dibungkus aja ya, bang?” si Bapak membujukku.

“Baiklah, pak. Saya senang koq bapak patuh sama aturan pemerintah. Bungkus aja, pak. Nasi, Usus, Terong Balado.” Jadilah aku makan di kantor sendirian.

Sambil makan aku mencari berita soal pemberlakuan PSBB. Oh, iya ternyata sudah berlaku di Jakarta dan apa yang dilakukan bapak penjual nasi itu sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB dalam Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta, yaitu pada Pasal 10 ayat (3) yang menjelaskan bahwa restoran, rumah makan, maupun usaha sejenis wajib membatasi layanan untuk dibawa pulang (take away), hanya melalui pemesanan daring, atau dengan fasilitas telepon/layanan antar.

Esok harinya aku bergeser ke warung yang berbeda. Warung PSK, Penggemar Sate Kambing di bilangan Jakarta Timur. Ternyata sama juga. Syukurlah banyak warung yang tertib mematuhi peraturan pemerintah.

https://www.instagram.com/tv/B_QGoODApMoIBo-vZT9OpWnwqQLAeaEgeo8p0U0/

2. Live Ngobrol

Kebiasaan baru lain adalah berbincang bersama teman, kerabat, dan keluarga secara live streaming. Ada yang ngobrol secara terbuka di platform media sosial, ada juga yang terbatas misalnya dengan aplikasi video chat. Frekuensi komunikasi seperti ini menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan masa sebelum pandemi ini terjadi. Hampir setiap malam kita bisa melihat sendiri, deretan teman-teman yang sedang Live IG dari halaman instagram.

3. Membuat konten bersama

Kebijakan agar beraktivitas #dirumahaja, juga menumbuhkan semangat kolaborasi warga. Kita dengan mudah bisa menemukan konten hiburan, misalnya musisi yang tampil bareng dari instagram masing-masing.

Indra Lesmana salah satu musisi yang sering kolaborasi online saat di rumah saja

Tentu kamu ingat tren “Dalgona” atau malah menjadi salah satu yang turut meramaikan tren tersebut. Tren dalgona menyuguhkan rekaman video step by step membuat Dalgona Coffee. Ada yang gagal dan banyak juga yang berhasil. Konten lainnya adalah tetap dalam kategori memasak, bertani, dan berkebun.

Aku juga ikut-ikutan membuat konten Youtube Dalgona Coffee, ya sekadar ingin merasakan happy aja. Konten lainnya juga kubuat, seperti wawancara tema lingkungan terkait dengan pandemi covid-19. Uniknya adalah, bukan aku yang mewawancarai tapi sebaliknya, anakku yang mewawancaraiku, sebab begitulah tugas dari gurunya di sekolah.

salah satu kebiasaan baru yang menjamur kala pandemi covid yaitu membuat konten bersama

4. Telemedic

Ketika isu pandemi ini semakin meluas, serbuan berita dari beragam platform media tak dipungkiri menumbulkan kepanikan dan ketakutan. banyak warga yang ingin memeriksakan kondisi dirinya tetapi terkendala biaya yang tidak murah.

Melihat kondisi seperti di atas, mulai banyak aplikasi yang memudahkan warga untuk memeriksakan diri secara mandiri. Salah satunya adalah layanan telemedic seperti halodoc. Kebetulan aku memang sering membeli obat dengan aplikasi ini, jadi mendapatkan notifikasi tentang layanan pemeriksaan awal dari risiko terkena virus corona.

5. Peduli kesehatan diri dan sesama

Kebiasaan baru lain yang kentara terlihat di masyarakat adalah peduli dengan kebersihan dan kesehatan dirinya. Mulai banyak warga yang rajin cuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menutupi mulutnya ketika batuk, bersin, dan menguap. Tentu harapannya kebiasaan menjaga kebersihan dan berperilaku sehat ini terus terbawa meskipun wabah corona telah pergi dari kehidupan sehari-hari.

Kepedulian lain adalah saling menjaga dan mengingatkan di antara masyarakat agar mematuhi anjuran dan aturan pemerintah untuk sama-sama memutus rantai penyebaran virus corona.

Begitu setidaknya yang kuperhatikan. Ada kebiasaan lain yang kalian temukan di lingkungan kalian?


Discover more from #blogMT

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

2 responses to “Kebiasaan Baru karena Virus Corona”

  1. Yati Rachmat Avatar
    Yati Rachmat

    Sekalian salam kenal, ya. Baca poin 5 mudah-mudahan kebiasaan yang baik ini akan terbawa terus setelah Covic 19 usai dan mabur dari Indonesia. Ada istilah yang baru bunda tahu yaitu “telemedic” BW memang bisa menambah wawasan juga ya.

    1. MT Avatar
      MT

      Makasih Bunda Yati sudi blogwalking di blog sederhana ini

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.