Pertamakali melihat gambar hape ini saat ngobrol sama kang @mysetiawan di @agricoffee. Desainnya amat menawan. Ada dua style yang dikeluarkan nextbit, produsen Robin yaitu mint dan midnight.
Belakangan mereka merilis desain baru bernama Ember. Jualan Ember? Bukan. Ember itu sebutan buat desain Robin terbaru yang berwarna “merah-merah gitu”.
Saat menerima bungkusnya yang juga keren, cuma ada hape, seutas kabel usb type C tanpa kepala, dan kertas dokumentasi produk. Sederhana, simpel.
Soal teknologi yang dipakai, bisa cek di review gadget. Searching aja, pasti bertumpuk info review tentang hape yang didesain oleh Scott Croyle, yang pernah mendesain hape keluaran HTC.
Nexbit sepertinya jadi tempat mangkal para mantan. Selain Croyle dari HTC, ada Tom Moss, mantan kepala bagian pengembangan bisnis dan rekanan untuk Android sedunia di Google. Ada juga Mike Chan mantan “orang Google” yang jadi CTO di Nextbit.
Ini hape Cina? Ah, apa-apa Cina melulu. Bukan. Nextbit bermarkas di San Fransisco, Amrik. Lagian udah gak zaman bahas hape Cina atau Lokal atau Amrik atau Eropa. Udah gak perlu bahas pribumi, asing, dan aseng. Udah era lintas negeri koq masih terjebak dengan sekat-sekat. Yaelah, ngelantur.
Suka/Nggak sama buatan Mantan
Ya, ini intinya. Suka atau nggak sama hape buatan para mantan ini. Berikut poin sukanya:
Desainnya cakep, keren, dan menawan untuk saat ini. Ini nomor satu. Tujuannya ya, pamer. Eh, nggak deh. Cuma seneng aja kalo desainnya beda.
Posisi sensor sidik jarinya ada di pinggir. Lebih mudah dijangkau ketimbang hape lain yang fingerprint-nya di bagian belakang.
2 front speaker (di bagian atas dan bawah) keluaran suaranya jernih.
Kualitas perekaman suara bagus banget. Jernih. Penting buat Anda yang sering merekam gosip pembicaraan atau melakukan wawancara.
Kamera utama 13MP lumayan bagus. Flashlight di sebelah mata kamera default menyala kalau pakai mode auto. Hasil fotonya di atas lumayan sih. Sama seperti penggunaan hape kamera lainnya, harus sering dipakai biar dapat feel saat motret.
Buat merekam video juga lumayan, meski tak ada fitur Image Stabilizer.
Kamera depan bagus buat yang demen selfie. Aku jarang pake buat selfie sebab lebih suka difoto sama temen pake kamera belakang. Apa lagi kalo yang motret Babeh Helmi ??
Papan ketiknya enak dipakai. Layar 5.2 Inch memungkinkan untuk ruang ketik yang tak sempit.
Ada NFC (Near Field Communication) meskipun di sini belum sepenuhnya bisa memanfaatkan fitur NFC pada hape.
Kurang sukanya:
Tak ada slot memori tambahan. Tapi memori bawaan 32GB lumayan cukup sih. Apalagi Nextbit memaketkan hape ini dengan Cloud storage 100Gb. Kita bisa menyimpan folder foto/video di sana. Gosipnya sih layanan cloud storagenya mau ditutup. Tapi soal ini kan bisa pakai cloud yang lain. Ada Google, Dropbox, dan sebagainya.
Batre tanamnya 2680 mAh kuat seharian doang. Yang biasa pakai Infinix sih pengennya bisa kuat 2 hari. Tapi soal ini ditutupi dengan fitur Quick Charge, sih.
Bagi yang suka gonta-ganti theme, Robin tak menyediakannya. Tapi fitur ini gak penting buatku.
Belum ada perwakilan resmi Nexbit di Indonesia. Ini lumayan penting bagi yang rajin complain ke service center. Meskipun begitu, komunitas pemakai Nexbit Robin ada koq di Google+
Kesimpulan:
Nexbit Robin punya desain yang saat ini bisa dibilang cakep, keren, dan menawan. Kalau Anda mengandalkan hape buat memakai kamera serius, Robin lebih pas dipakai buat point and shoot. Mode manualnya sih kayaknya tak selengkap hape yang mengandalkan kamera. Boleh dicoba aplikasi lain di luar aplikasi kamera bawaan.
Hape ini punya harga yang cocok dengan penampangnya. Saat tulisan ini dibuat, masih bisa ditebus dengan 2 juta lebih gocap di @bedjo_store. Di market place ada juga tapi lebih mahal sedikit.
Leave a Reply