Pagi tadi di grup UMKM peserta pelatihan Made in Indonesia ada yang cerita, dapat pesan seperti ini:
Bagi yang literasi keamanan digitalnya sudah bagus sih bisa mengabaikan, tetapi ternyata bagi orang yang gampang panikan, pesan ini bisa menjadikannya korban penipuan.
Nah, biar kita bisa belajar dari kejadian ini. Yuk, kita belajar mengidentifikasi pesan tipu-tipu seperti ini.
Kalau kita perhatikan dengan teliti pesan tersebut, kita bisa identifikasi beberapa indikasi bahwa ini adalah upaya penipuan (scam):
1. Taktik Menakut-nakuti (Fear Mongering)
- Menggunakan kata-kata yang menimbulkan kecemasan seperti “beresiko TINGGI” dan “TERBLOKIR secara permanen”
- Menekankan ancaman kehilangan akses dan penurunan omset untuk menciptakan rasa panik
- Penggunaan huruf kapital pada kata-kata tertentu untuk memberikan tekanan psikologis
2. Bahasa dan Format mencurigakan
- Campuran bahasa Indonesia-Inggris yang tidak profesional (“Dear sellar”)
- Penulisan yang tidak konsisten dan banyak kesalahan ejaan (“KOMFIRMASIH” seharusnya “KONFIRMASI”)
- Format pesannya berantakan banget, lebih terasa seperti debt collector ketimbang pemberitahuan resmi platform
3. Metode Kontaknya mencurigakan
- Masa sih akun resmi tiktok minta komunikasinya via WhatsApp pribadi, padahal platform besar seperti TikTok memiliki sistem bantuan resmi mereka sendiri
- Memberikan format nomor telepon yang mencurigakan dengan tanda <> dan ×
4. Tidak ada nomor kasus
- Tidak ada nomor referensi atau ID kasus yang biasanya ada dalam pemberitahuan resmi
- Tidak ada logo resmi atau branding TikTok yang proper
- Tidak mengarahkan ke saluran bantuan resmi TikTok atau dashboard penjual
5. Bikin Panik
- Menciptakan rasa panik untuk mendorong korban mengambil tindakan cepat tanpa berpikir panjang
- Menekankan ancaman serius seperti pemblokiran permanen untuk mendorong respon cepat
Nah, itulah teknik phishing klasik di mana penipu berusaha mengarahkan korban untuk menghubungi nomor WhatsApp mereka, yang kemudian bisa digunakan untuk berbagai modus penipuan lanjutan seperti meminta data sensitif atau pembayaran tertentu.
Penting untuk diingat: Platform resmi seperti TikTok, Instagram, dsb, tidak akan pernah meminta pengguna berkomunikasi melalui WhatsApp pribadi untuk masalah serius seperti pemblokiran akun.
Biasanya mereka memberikan notifikasi resmi melalui aplikasi. Seperti ini contohnya:
Leave a Reply