Naik Kereta Gantung di TMII

Coba tanyakan ke anak-anak yang kamu temui. Anak SD-lah setidaknya. Tanyakan, jika diajak ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), apa fasilitas yang ingin dirasakan? Banyak yang jawab, “saya mau naik kereta gantung.” Jawaban itu terlihat saat aku tiba di Stasiun C Kereta Gantung (Skylift) TMII. Antrean keluarga yang rata-rata membawa anak kecil, berjejer mulai dari sebelah loket tiket hingga naik ke atas, ke anjungan tempat kita naik Kereta Gantung. Ya, wajar sih karena aku berkunjungnya hari libur. Sama saat seperti ke Monas.

Oiya, untuk masuk ke TMII, harus bayar tiket di pintu gerbang. Individu (dewasa/anak) bayar 20 ribu, Motor 10 ribu, Mobil 15 ribu, dan bus 35 ribu Rupiah.

Rupanya sarana keliling yang disediakan pengelola TMII ini terbilang cukup lama tersedia. Bisa kubilang cukup tua teknologinya. Skylift atau Kereta Gantung di TMII ini sudah beroperasi sejak 20 April 1975. Nah, kalangan milenials mungkin harus manggil bapak atau bahkan mbah ke kereta gantung ini, hahaha…

Aku setengah terpaksa juga sih sebenarnya naik kereta gantung di TMII ini. Terakhir naik kereta gantung dan itu adalah pengalaman pertama adalah naik Skylift di Pulau Sentosa, Singapura. Itu benar-benar terjadi karena kebodohan sih. Aku tak tahu kalau temanku, Frenavit ngajakin naik itu. Kukira sebelumnya adalah naik kereta wisata yang kulihat melintas di suduh Pesona Island. Di situlah akhirnya terbongkar oleh Frenavit, ternyata aku takut ketinggian. Sepanjang di Skylift itu, dia merekam bagaimana caraku menikmati kereta gantung yang tentu lebih tinggi ketimbang yang ada di TMII.

Nah, kali ini di TMII aku memenuhi janji ke anakku, Rastan. Jadi kami berdua saja ke TMII. Aku terlanjur bilang padanya, mau ke wahana/anjungan apa saja, ayah oke saja. Dan pilihan pertamanya adalah naik kereta gantung. Bah! Tak kusangka! Kukira ia akan memprioritaskan Museum IPTEK, sebagaimana dulu kami ke TMII.

Lokasi Stasiun

Takut? Ya iyalah, tapi sebagai pemenuhan janji ya, harus ditepati. Karena kami masuk dari Pintu Gerbang utama, yang ketika masuk langsung berhadapan dengan Tugu Api Pancasila, kami langsung belok ke kiri, tempat Stasiun C atau bagian Utara berada. Lokasinya dekat dengan Snowbay Waterpark. Stasiun lainnya, yaitu B dan A ada di lokasi berbeda. Stasiun A berada di sebelah timur lapangan parkir Selatan di kawasan Desa Seni dan Kerajinan, sedangkan stasiun B terletak di seberang anjungan Papua dan dekat dengan Taman Burung.

Nih PETA area Taman Mini Indonesia Indah. Sebelum ke TMII, sebaiknya rencanakan dulu mau ke mana saja, dengan membaca peta ini.

Tiket

Loket tiketnya ada di area kiri bangunan stasiun yang berjejer toko merchandise. Di sebelahnya kini ada yang jualan Es Kepal Milo yang lagi ngehits. Harga tiketnya Goban alias 50 ribu Rupiah saat Weekend. Setelah mendapatkan tiket, silakan menguji kesabaran saat mengantre untuk naik kereta gantung yang ada di lantai atas. Koridor antreannya cukup berular hingga ke lantai atas. Pengantre berjubal dan rata-rata membawa anak. Ada juga pasangan muda dan pasangan tua yang hanya berduaan saja, tapi selebihnya diriuhkan oleh suara anak-anak. Ada yang gembira karena akan naik kereta gantung, ada juga yang bercandaria, dan yang nangis kejer pun ada. Untunglah selama mengantre selalu terdengar lagu-lagu dari Bang Haji Oma Irama. Jadi suasana sesak dan riuh tertandingi dengan alunan asyik lagu dangdut.

Perhatikan Hal Penting ini!

Sebelum piknik naik kereta gantung, sebaiknya pahami dulu peraturan yang berlaku. yang utama adalah, 1 kabin disediakan untuk 4 orang. Jadi jika Anda hanya berdua, besar kemungkinan petugas akan memaksa Anda berbagi kabin dengan 2 orang lainnya. Jadi jangan berharap bisa berduaan ya di kereta gantung. Tapi kalo Anda berhasil nego sih, beruntunglah.

Peraturan lainnya adalah seperti tertulis di papan berikut:

Ini bukan peraturan, cuma saran, kalau anak kecil Anda nggak mau naik kereta gantung, jangan dipaksa. Kalau anak Anda nggak nangis kejer sih nggak apa-apa, tapi kalo nangis kejer, seperti anak kecil di belakangku, kasihan sekali karena mamanya memaksa terus agar anaknya mau naik. Kasihan juga pengantre lainnya, keberisikkan tentu.

Berapa Lama Antrenya?

Antrean panjang untuk naik kereta gantung bisa makan waktu sampai 30 menit. Aku antre dari jam 12.24 WIB, baru mendapatkan bagian kereta gantung pada jam 13.02 WIB. Lumayan keringetanlah, sebab di area stasiun hanya ada kipas angin saja.

Berapa Lama Naik Kereta Gantungnya?

Hampir sama dengan lama antrenya, sekira 30 menit. Aku naik dari 13.02 lalu kereta meluncur melintasi area TMII, mampir sebentar di Stasiun lainnya untuk kembali lagi ke stasiun di mana kita naik. Aku baru kembali ke stasiun C pada jam 13.32 WIB. Bagi Rastan yang suka banget sih katanya sebentar, tapi bagiku sangat-sangat lama 😀

Meskipun kurang berani naik kereta gantung, tapi aku berhasil merekam selama berada di atas. Hasil rekamannya kutayangkan di IGTV @mataharitimoer. Kalau ada yang mau nonton, silakan saksikan di sini.

 


Discover more from #blogMT

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

One response to “Naik Kereta Gantung di TMII”

  1. Pay Avatar
    Pay

    Buahahaha..jadi Bapak mah gitu ya, yg takut jadi berani, gak bisa jadi dibisa-bisain demi anak. The power of being daddy kece :p

    Baru tau, dah tua juga tuh kereta gantung, dari 75 bo, apa masih aman gitu?terakhir sih pernah juga pas kuliah, ngeri-ngeri sedap gitu pas melintas.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.