Dari Flexing Turun ke Doxing

Dari mana datangnya lintah? Dari sawah turun ke kali. Dari mana datangnya cinta? Dari mata… mata kiri mataku mata kanan mataku mata mataaaaaaa‼️ (sebuah lagu yang gagal)

Hey, John! Masih ingat si Kupret teman kita dulu yang terkenal santun, rajin ibadah, dan missqueen? Masih ingat waktu kuliah, kalo sarapan di kosan selalu mi instan sebungkus berdua dan selalu nebeng motor teman ke kampus? Yoih, kini si Kupret dah jadi hoyang kayah, John. Sejak jadi Pegawai Negeri, makin kelihatan perubahan gaya hidupnya. Kini kita bisa menikmati postingan di medsosnya.

John, kok lu diem aja. Jawab John! Ah gue lupa, ternyata lu lagi dipenjara ya John karena korupsi BTS.

Mendadak OKB

Sekira 2021-2022, Kupret masih posting foto-foto makan di warteg dan status tentang susahnya hidup jadi PNS. Lihat sekarang, feed Instagram-nya berubah drastis. Mobil mihil, Rolex, liburan ke Dubai, fine dining di restoran bintang lima. Umroh jadi bagian dari hobi travelingnya. Caption-nya selalu sama: “Kerja keras tidak mengkhianati hasil” atau “Rezeki anak sholeh”.

Padahal ia cuma PNS di Kementerian yang duidnya elu embat ya,John. Berapa sih gaji tertinggi PNS?

Kalo dibandingkan sama koleksi barang mewah yang kerap dipamerkan Kupret di media sosial, rudet, John.

Kita bisa melihat Jam yang bertengger di pergelangan kaki tangannya. Mobil mewah yang terparkir manis di Instagram story-nya. Belum lagi rumah barunya yang diperluas, yang nilainya tidak kurang dari Rp 2,5 miliar, belum lagi koleksi tas dan sepatu branded. Gue jadi pengen tepok jidat lu, John.

Jika ditotal, nilai aset yang kerap dipamerkan Kupret tentu gak sebanding dengan take home pay (gaji pokok + tunjangan) seorang PNS. Gak perlu minta Jerome Polin untuk menghitung kejanggalan itu. Kang parkir Indomart juga jago.

Eh Tau-tau Viral

Media dan topik viral di medsos mengungkap, kemewahan Kupret berasal dari “pekerjaan sampingan” sebagai “Anjing Penjaga” situs judi online. Netizen kemudian berlomba mengorek informasi lebih dalam dengan menganalisis postingan flexing si Kupret.

Cek aja di X, setelah jadi TSK kasus beking situs judol, postingan flexingan si Kupret makin menyebar. Netizen banyak yang share gaya hidup Kupret yang diambil dari medsosnya. Ditambah dengan hujatan dan sumpah serapah karena kesal. Selama ini kita diminta kampanye anti judol eh si Kupret malah jadi anjing situs judol.

Batas Tipis Investigasi dan Doxing

Meski temuan-temuan tersebut menarik, cara pengungkapan yang dilakukan netizen ternyata bisa melewati batas privasi dan berpotensi melanggar hukum. Banyak yang terjebak dalam aktivitas doxing.

Lebih jauh lagi, beberapa netizen membuat timeline detail aktivitas Kupret dengan mencantumkan data pribadi yang tidak dipublikasikan, informasi keluarga, jadwal kegiatan sehari-hari, hingga pola pergerakan rutinnya.

Analisis koneksi yang dilakukan pun kerap melewati batas dengan membongkar jaringan pertemanan di media sosial, melacak mutual friend, mengungkap percakapan pribadi, bahkan menyebarkan nomor kontak.

Kalau sudah begini bahaya gak sih? Ini kenapa ada yang nyebut netizen kita demen doxing yang bisa memancing persekusi.

Cara Mengungkap Fakta

Kalo kamu menemukan anomali kekayaan seperti kasus Kupret, ada cara legal yang bisa ditempuh untuk mendokumentasikan temuan. Dokumentasi postingan publik bisa dilakukan tanpa perlu menambahkan data pribadi. Repost aja sih gapapa.

Analisis sebaiknya fokus pada aspek-aspek yang bisa dipertanggungjawabkan, seperti perbandingan dengan standar gaji PNS sesuai golongan dan perhitungan rasio pendapatan-pengeluaran yang wajar. Penting juga untuk memperhatikan timeline kenaikan pangkat atau jabatan yang mungkin mempengaruhi penghasilan.

2 UU Ancaman Netizen

Meski niat untuk mengungkap dugaan korupsi patut diapresiasi, netizen perlu memahami batasan-batasan hukum yang berlaku. UU ITE memberikan perlindungan terhadap privasi digital dan melarang penyebaran data pribadi tanpa izin. Pencemaran nama baik, provokasi massa, dan upaya peretasan akun bisa membawa konsekuensi hukum yang serius.

UU Pelindungan Data Pribadi (PDP) juga sudah bisa dipakai. UU PDP mengatur secara detail tentang larangan penyebarluasan informasi pribadi tanpa persetujuan, lengkap dengan sanksi pidana dan perdata bagi pelanggarnya. Hak privasi digital setiap individu dilindungi secara ketat melalui regulasi ini.

Ribet ya kalo bahas Undang-undang. Yasud. Kita balik ke Kupret aja.

“Flexing” memang hak setiap orang. Tapi ketika display kekayaan tidak masuk akal dengan profil finansial seorang PNS, jangan salahkan kalau netizen curiga dong. Iya gak disalahin, cuma kecurigaan juga harus dilakukan pakai cara yang benar. Jangan sampe kita kena pasal.

Padahal, John. “Doxing” netizen motifnya bukan karena iri atau dendam tapi karena ingin membangun birokrasi yang bersih dan akuntabel. Wajar dong kalau netizen menguak flexing PNS yang nggak wajar ⁉️

Buat para PNS atau birokrat, jangan goblok. Bersikap wajarlah di medsos. Jangan sampai kena doxing gara-gara flexing. Kalau ketahuan lu korupsi, yang malu tuh keluarga lu, temen lu, bos lu, guru lu, tetangga lu, atau LO lu.

Yawdah, John. Sekarang si Kupret nyusul elu John. Mungkin dia mau lebih mahir lagi caranya korupsi John. Tapi kenapa si Kupret nggak ngajak si Budi ya, John?


Discover more from #blogMT

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

One response to “Dari Flexing Turun ke Doxing”

  1. dobelden Avatar
    dobelden

    Klo ada yang bela kelakuan fleksing kutu kupret di sosmed disebarulang oleh netizen dengan label doxing. Yang bela berarti satu gerombolan kupret penggarong duit rakyat! Pengadaan infrastruktur dikorup sijhon, eh software pengendali malah buat pelindung judol.. kampret!

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.