Buku Baru Saya: FUCKTIVIST

Saya menulis Fucktivist sebagai catatan pengalaman dalam perseliweran saya berpapasan dengan sirkel aktivisme. Sejak tahun 90-an saya melihat bagaimana idealisme bisa terkikis oleh godaan kekuasaan. Bagaimana solidaritas bisa retak karena ambisi pribadi, dan bagaimana perjuangan aktivis bisa berubah menjadi pencapaian popularitas semata.

ilustrasi cover buku dibuat oleh @bangimal

Melalui 14 cerita dalam buku ini, saya menggambarkan sedikit sisi lain dunia aktivis dengan segala kontradiksi dan dilema moralnya. Dari Maya, buruh perempuan yang berjuang melawan perusahaan dalam “Gelang Kain Merah”, hingga Danu sang politisi yang terjerumus dalam permainan kekuasaan di “Pengendali Malaikat”, setiap tokoh membawa kisah yang menggugah sekaligus menggugat.

Saya tidak menahan diri dalam mengangkat isu-isu sensitif. Dalam “Notifikasi”, Fucktivist menyentuh isu pelecehan seksual dalam lingkup aktivisme. Sebuah realita pahit yang boleh jadi disembunyikan demi menjaga citra organisasi. Saya ingin pembaca merasakan kengerian dan keputusasaan yang dihadapi para korban. Sekaligus mempertanyakan ekosistem yang memungkinkan hal ini terjadi.

“Trauma” adalah cerita yang sangat dekat dengan hati saya. Melalui Felix, saya ingin menggambarkan bagaimana konflik SARA bisa meninggalkan luka yang tak kunjung sembuh, bahkan setelah situasi telah damai. Saya berharap cerita Felix bisa menjadi pengingat untuk para peneliti dalam melakukan pekerjaannya di daerah bekas konflik.

Dalam “Demi Dukungan Rakyat”, saya mengajak pembaca menyaksikan sisi gelap politik praktis. Bagaimana seorang anggota dewan bisa menjadi tumbal demi kepentingan partai. Saya ingin pembaca merasakan kekecewaan dan pengkhianatan yang dirasakan oleh para idealis yang terjebak dalam sistem politik yang korup.

Jujurly, tone dalam buku ini cenderung dark. Namun ini bukan pesimisme tanpa tujuan. Saya ingin pembaca merasakan potret dengan gaya yang berbeda seperti potret setiap usai kegiatan seminar maupun aksi. Saya ingin mereka bertanya-tanya, mencari jawaban, dan mungkin, menemukan solusi yang belum terpikirkan sebelumnya.

“FUCKTIVIST” tidak berniat untuk menghakimi. Ini adalah undangan untuk introspeksi. Saya ingin kita semua, baik aktivis, politisi, maupun masyarakat sipil, memikirkan kembali makna perjuangan sosial di era digital ini. Di mana batas antara aktivisme dan pencarian validasi sosial semakin lebur.

Buku ini bisa dibaca siapa saja yang peduli dengan perubahan sosial di Indonesia. Untuk para aktivis yang mungkin mulai goyah dalam perjuangannya. Untuk para akademisi yang ingin memahami dinamika gerakan sosial kontemporer. Untuk para pembuat kebijakan yang perlu mendengar suara-suara yang selama ini terbungkam. Terutama untuk politisi yang berlatarbelakang aktivis.

Saya sadar, buku ini mungkin akan membuat sebagian orang tidak nyaman. Ada tema dan situasi yang bisa memicu trauma. Namun saya percaya bahwa ketidaknyamanan ini perlu dirasakan untuk memantik kesadaran dan perubahan.

Melalui “FUCKTIVIST”, saya mengajak pembaca untuk menjelajahi labirin aktivisme. Setiap cerita adalah lorong baru yang mungkin akan membawa Anda ke tempat yang tak terduga. Mungkin pembaca akan menemukan kegelapan, mungkin juga secercah cahaya. Yang pasti, saya berharap di akhir perjalanan ini, pembaca akan melihat dunia aktivisme – dan peran Anda di dalamnya – dengan cara yang baru.

Untuk membaca Kumpulan Cerpen ini secara gratis, bisa melalui Wattpad saya: Fvcktivist. Tentu tidak semua bab saya gratiskan. Kalau mau sebentuk buku cetak, silakan pesan langsung ke penerbitnya pada tautan berikut: Pesan ke Penerbit


Discover more from #blogMT

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.