Balik ke Pesantren

Kyai manggil, “Kapan bisa ke Pesantren?” menagih janji. Apa janjiku?

Kyai pernah meminta agar santrinya dilatih mengelola digital media center dan videografi. Kyai dan adik-adiknya, para ustadz yang mengelola pesantren menganggapku bisa melakukan itu.

Iya, sih aku sering bikin konten buat IG, FB, dan Youtube. Juga Podcast. Tapi selama ini aku melakukannya sesuai selera saja. Tergantung mood. Menolak takut kena bala, terima gitu aja, takut asal jadi. Mau libatkan influencer, aku gak sanggup “meser”. Hm… ajak teman!

Kuajak Kuple dan Oboth. Dua teman yang tak saling kenal. Seminggu sebelum pelatihan dimulai, kuperkenalkan kedua teman yang beda latar belakang, karakter, pekerjaan, dan gaya itu. Ciyeee, ta’aruf. Syukurlah mereka bisa klik! Ajak juga Manda buat handle copywriter. Klop! Pelatihan pun jalan.

Kini sudah 3/4 bagian pelatihan terlaksana. Aku berharap Kyai dan para ustadz yang menyerahkan santrinya kepada kami, bisa tersenyum bangga. Berharap mereka bisa melihat perubahan yang baik dari para pengelola digital media center.

Pekan depan adalah pertemuan terakhir. Saatnya melihat hasil kerja tim mereka. Aku ingin melihat content plan mereka, script, set lokasi, bagaimana tim produksi ngesyut sang kyai, editing, hingga pengemasan konten yang dikerjakan mulai jam 9 pagi hingga dipublikasikan jam 7 malam. Penasaran!


Discover more from #blogMT

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.