Hey! Anjing Pantai

Jam 3 dini hari. Saat aku menutup laptop dan ingin tidur, kudengar suara menggerung. Kukira suara igauan atau ngorok temanku yang sudah tidur lebih dulu. Ternyata sumber suaranya dari luar. Tepatnya di balik pintu kamar di tepi pantai ini. Kubuka pintu. Seekor anjing berdiri di situ. Kudekati, kuelus sampai dia merasa nyaman.

“Hey, kamu kedinginan?” sapaku sambil mengelus kepala dan lehernya. ia duduk. Aku jadi ingat Si Dogi, anjing punya Dicky Senda di Kapan, Desa Taiftob, TTS. Teringat juga dengan Blacky anjingku yang sudah mati. Ingat juga dengan anjing Kang Yoyo di Kasepuhan Ciptagelar yang menerjangku, mengajak bercanda. Dan teringat pula dengan Cory, anjingnya Santi, temanku. Cory kesepian dan betapa gembiranya ia berlarian, menomprokku, dan kupegangi kedua kakinya saat ia berdiri seolah ingin memanjatku.

“Hey!” Kuberi nama Hey saja, “tidur aja, ya! gue dah capek banget, nih. Nanti gue mau liat sunrise.” iapun menempelkan leher ke lantai dan memejamkan matanya. Kusudahi elusanku, kembali ke kamar, cuci tangan, dan tidur.


Jam 5 pagi aku dan temanku yang biasa dipanggil IB siap-siap ke pantai. Pagi pertama kemarin kami juga siap menanti matahari terbit namun mendung begitu pekat sehingga tak tampak matahari di tempat biasanya menyapa bumi.

Pagi hari kedua ini semoga dapat. Meskipun berawan tetapi sepertinya tetap cerah. IB agak terkejut saat ia membuka pintu, ada anjing tidur pulas di pojokan.

“Ada anjing, Te.” IB memberitahuku.

Ah, iya. aku sebenarnya lupa soal Hey. Lalu kubangunkan dia. dan kami pun bergegas ke pantai. Hey berlari meloncat-loncat. Sesekali berputar mengelilingi kakiku. Anjing memang biasa begitu, menandakan ia senang diajak jalan-jalan.

“Hey!” ia lari duluan lalu berhenti dan menatapku. “Oke, Hey!” Aku segera mengejarnya. Dan kami pun bermain di atas pasir putih Pantai Sanur sambil sesekali memerhatikan apakah “matahari timur” mulai muncul dari bawah laut, dari garis cakrawala.

Hey menggali pasir. Sebelumnya kulihat kepiting kecil di atas pasir. mungkin ia sembunyi dari Hey. Mungkin. Tak ada apa-apa dari galiannya. Tak ada kepiting atau apapun yang ia dapatkan. Lalu Hey duduk mengarah ke laut dan kami menikmati matahari yang terbit di ujung sana.


Discover more from #blogMT

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.