Hampir 3 minggu ini sebenarnya aku tak sempat ngeblog. Tapi karena #BlogMT kadung jadi Blog Mingguan, kuusahakan ada pembaruan. Waktu yang mepet buat ngeblog ini pun ditambah dengan konsentrasi yang buyar akibat beberapa persoalan yang berjubal di kepalaku. Mau menulis satu hal, melintas hal lain. Pecah!
Menulis memang butuh konsentrasi. Agar konsentrasi tidak buyar tidak harus juga menulis dalam suasana sepi. Beberapa kali aku menulis blog ini saat duduk di dalam gerbong Commuter Line (CL), Bus, Angkot, dan beberapa waktu terakhir bahkan menulisnya saat duduk di Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB). Setiap hari ketika berangkat bekerja aku menggunakan moda transportasi tersebut. Kalau pulang, hanya ada 2 pilihan yang kurasa cocok untukku, APTB atau Omprengan yang biasa mangkal di UKI Cawang.
Kenapa tidak naik CL? Aku sudah lama tidak naik Commuter Line. Berdesaknya penumpang di CL sering memicu sesak napasku. Memang ongkos naik CL jauh lebih murah dibandingkan dengan APTB, tetapi jika sesak napasku kambuh, ongkosnya bisa jauh lebih mahal.
Ah, sudahlah. Kenapa jadi membahas kendaraan umum. Tapi inilah fakta bahwa konsentrasiku sedang gampang ambyar. Rencananya mau menulis tentang anggapan beberapa teman, atau mungkin juga Anda tentang anggapan bahwa orang dari suku tertentu di negeri ini memiliki tabiat tertentu yang cenderung dinegatifkan. Misalnya saja ada yang bilang Orang Padang pelit, Cewek Sunda boros, Orang Batak jorok, dan sebagainya.
Aku tidak setuju dengan anggapan seperti itu. Sebab pada kenyataannya teman-temanku yang Padang tidak pelit, teman perempuanku yang Sunda tidak boros, dan temanku yang Batak justru paling sehat dan bersih gaya hidupnya. Itu yang sebenarnya mau aku tulis. Tetapi ya begitulah tadi, konsentrasiku buyar.
Begitulah menulis, memang butuh konsentrasi. Tetapi sekali lagi, konsentrasi tak harus menyepi walaupun situasi sepi memang lebih kondusif dibandingkan ingar-bingar.
Barusan terlintas dalam pikiran, apakah sudah saatnya aku pensiun ngeblog?
Leave a Reply