Status Facebook berupa sajak yang kutulis 15 Februari 2014 ini menuai dugaan dari teman-teman dekat. Katanya sajak ini ditujukan untuk Calon Presiden dari kalangan Militer. Satu nama disebut. Tapi tak kuiyakan. Cukup tersenyum saja. Ada juga temanku yang mengingatkan, “hati-hati kalau menulis. Nanti ada yang tak suka. Kalau melaporkan berdasarkan UU ITE Pasal 27 Ayat 3 masih mending, kalau diculik lalu dihilangkan, piye?”
Perihal buat siapa sajak ini, teman-teman bebas menduga. Aku cukup mengungkapkan apa yang kupikirkan lewat tulisan. Tak akan kujelaskan benar atau salah dugaan mereka. Lalu bagaimana kalau aku dimatikan? Aku sudah lama mati sebelum datangnya kematian yang ditakutkan para Kutu Kupret.
Lalu kenapa kuposting di blog ini?
Ini hari Senin, jadwal update #blogMT memang hari ini. Dan sajak ini kupikir cocok untuk hari Senin. 😛
LUPA BUAT JUDUL*
Aku tak bisa menuruti keinginanmu
Sebab mempercayaimu adalah pengkhianatan yang tertunda penyingkapannya
Menerima hadiahmu adalah pertanda kebodohan yang memalukan
Jangan berharap aku lupa
Ketika kau hidup dalam lingkaran kelaliman
Kebengisanmu lebih menakutkan daripada setan durjana yang dimitoskan
Jangan mengira aku lupa
Ketika kau menjadi Herder yang menjilati lumuran dosa sang majikan
keberingasanmu menciutkan nyali pemuda desa
Kisahmu belum terlepas dalam ingatan
Cerita tentangmu bukan sejarah lapuk yang mudah dilupakan
Seperti baru terjadi kemarin
Seperti mimpi buruk bocah ingusan yang baru saja tertidur
di pedestrian
Dulu kau penjilat
Kini berlagak pembela kebenaran
Dulu kau budak kesayangan
Kini berlagak memusuhi sang majikan
Aku masih membasuh luka
Masih mengelus nestapa
Tak sanggup membendung sungai air mata
Memilihmu
Sama saja mempercepat ajal tiba
Bogor Jelang Pemilu
15 Feb 2014
MT
*) Erha Limanov mengusulkan sajak ini berjudul MURTAD.
Leave a Reply