Aku masuki sebuah gerai ponsel resmi dari salah satu provider telepon. Sudah ada 1 orang sedang dilayani Customer Service. 3 Lelaki berdiri berjejer sambil memandangi brosur hape di meja dan dinding. Seorang ibu terlihat serius mengutak-atik laptopnya.
Belum duduk, seorang CS mempersilahkanku untuk mengambil kartu antrean, di sebuah monitor sisi kanan gerai. Aku langsung mendapatkan kartu tersebut, dengan nomor antre C-10.
5 menit kemudian, “C-10, silahkan!” Wah nomor antreanku dipanggil. Akupun langsung duduk di depan CS yang cantik dan ramah.
Belum selesai CS menjelaskan tentang fitur hape yang kutaksir, Ibu yang tadi mengutak-atik laptonya protes, “Lho mbak gimana sih?! Kan saya sudah dari tadi, kenapa si mas ini yang dipanggil?!” suaranya keras, meledak marah. Tiga anak muda yang berdiri berjejer juga ikutan protes. Mereka mempermasalahkan CS yang tidak profesional karena mendahulukan orang yang tidak antre berjejer.
Dengan tetap tersenyum, si mbak CS yang diprotes bilang, “Lho, pak, bu, kan saya sudah beberapa kali bilang, agar bapak atau ibu mengambil kartu antrean. Karena sistem kita memanggilnya dengan nomor.”
“Alaaah… Nggak profesional. Kecewa aku!” Bentak si Ibu sambil menutup laptopnya, lalu minggat. Sedangkan 3 lelaki yang berdiri berjejer, menuju mesin yang mengeluarkan nomor antre dengan malu bercampur kesal. Ketiganya cemberut.
Leave a Reply