#SaveYoutuberIndonesia

Kenapa Youtuber Indonesia harus diselamatkan? Ada yang dipersekusi sama pencinta Habib Bahar? Ada yang diciduk sama Deddy Corbuzier? Ada yang dijerat pasal 27 ayat 3 pencemaran nama baik di UU ITE? Wow, Siapakah youtuber yang harus kita selamatkan? Cekidot!

Jadi gini bro. Sepanjang Agustus sampai dengan 23 Desember 2018, Gue dan beberapa teman rutin ngecek konten yang melanggar Community Guidelines Youtube. Konten dari user Indonesia? Iya, ngapain juga “Stalkingin” konten youtuber asing, youtuber mutan, apalagi youtuber dari planet Klingon. Biar itu jadi urusan negara atau planet masing-masing.

Nah, sejak Agustus 2018 itu, gue rekap ada 1.684 konten dari sekira segitu juga jumlah usernya. Sebenarnya kami udah mulai sejak Februari 2018 sih. kalau sejak Februari ada sekira 3.500-an konten, cuma kebetulan pas lagi mau cari rekapan sejak Februari, nggak keburu waktu. Jadi pakai data yang kebetulan ada di laptop pribadi gue aja. ke-1.684 konten itu kami laporin ke Youtube. Eh, tunggu dulu. Kenapa dilaporin?

Kami laporin ke Youtube — istilahnya flaging– karena konten unggahan youtuber Indonesia itu melanggar Community Guidelines yang ditetapkan Youtube. Apaan sih Community Guidelines itu? Bah! Kalo ente ngaku youtuber trus gak tau apa itu CGL, mending stop bikin penuh konten youtube deh. Mending belajar dulu tentang apa itu CGL.

KLIK Youtube Community Guidelines

Udah pelajarin? Bagus! Gitu dong kalo jadi netizen bijaksana, mau terima kenyataan untuk belajar apa yang kita belum paham.

Kembali ke soal konten yang kami flag tadi, dari jumlah 1.684 tadi, 1.282 konten yang dihapus Youtube. Sekira 76%. Sisanya 402 (24%) masih dalam review tim Youtube Trusted Flagger dan beberapa memang tak dihapus karena ada penanda Age Restricted.

Konten kayak mana sih yang sering kami temukan? Penganiayaan, Kekerasan terhadap anak, bullying, tawuran, penghinaan, terorisme, porno, dan pelanggaran hak cipta. Konten hoax termasuk di antara yang kami laporkan. Pokoknya segala konten yang melanggar CGL kami laporkan.

Busyet dah, kurang kerjaan amat sih gue sama 3 orang temen gue yang rada-rada somplak otaknya karena tiap hari nonton youtube itu.

“Apa untungnya ngeblokirin konten orang?” Celetuk teman.

Ya, memang gak ada untungnya. Lagi pula yang kami lakukan bukan ngeblokir. Tapi melaporkan. Fasilitas report/flag atau melaporkan konten itu kan disediakan sama penyedia platfrom media sosial, termasuk youtube. Nah, itu menu, sejauh ini jarang dipake sm netizen kita. Kebanyakan cuma tahu Like, Comments, Share. Itu tok! Jelas-jelas nemuin konten yang melanggar ketentuan, misalnya seperti aplotan video bunuh diri. Bukannya melaporkan, eh malah maki-maki di kolom komentar. Pake ceramah pula. Yang ada malah, channel youtube tersebut malah banyak dapat kredit karena like, komen, dan share para netizen yang mestinya menekan tombol FLAG. Akhirnya apa? Yang punya channel tetap eksis, dapat subscriber, like, dan… D U I T dari Adsense yang mereka pasang.

Jelas sampai di sini?

Jadi bro, Youtuber kita itu rajin banget upload konten video tapi isinya duplikasi dari konten orang lain maupun konten channel TV. Seolah ingin punya channel news sendiri tapi ternyata cuma nyontek, duplikasi, kalau dalam konteks tulisan ya seperti copy/paste konten orang lain bahkan copas kerja jurnalistik Channel TV.

Biasanya youtuber yang kayak gini, rajin mengikuti tren atau isu yang lagi ramai, lalu berburu konten, copas, dan upload di channel mereka. Seolah-olah mereka bikin konten sendiri buat “Channel News” mereka. Padahal COPASAN!

Tujuannya, ya itu tadi cari view, subscriber, dan ujung-ujungnya ADSENSE.

ini salah satu contoh konten youtuber Indonesia pengemis subscriber. Demen banget upload ulang konten orang lain. Entah dapat dari wasap ataupun biasanya download dari youtube juga, lalu diupload di channel mereka sendiri seolah Channel News Orisinil.
Ini lagi, kontennya jelas ngembat dari Channel TV, dibikin superimpose channel dia sendiri, ditambah rekaman suara dia sendiri kayak presenter berita, mimpi punya News kali.

Padahal kalau kita lihat youtube, banyak juga youtuber kita yang punya konten bagus dan orisinil. Mereka bekerja sendiri membuat konten, bukan menduplikasi konten yang sudah dibuat orang lain. Nah youtuber yang beneran kreatif itu yang mestinya kita dukung dan subscribe. Jangan youtuber plagiator, atau kalau kata Master Deddy, “Youtuber Sampah” yang ditonton. Intinya mah, Tonton, like, comments, dan subscribe youtuber yang mematuhi CGL.

Lalu gimana ya menyelamatkan Youtuber kita dari Youtuber sampah?

Sepertinya kita harus bikin gerakan menolak youtuber copaser deh. Yaitu dengan melaporkan (flagging) konten dan user yang kerap melakukan pengunggahan ulang konten orang lain. Apalagi ternyata kontennya melanggar Community Guidelines dari Youtube.

#jadilahkontenkreator #janganjadiduplikator #saveyoutuberindonesia #laporkanyoutubersampah

Badewey, ada gak yang mau gabung di tim Youtube Trusted Flagger Indonesia sama gue? Syaratnya cuma dua. Pertama, pahami Community Guidelines Youtube, dan kedua, tahan mental dan fisik, sebab lo bakalan nonton konten2 yang sangat-sangat sampah.

  • 24/12/2018