Pusaran Diri

Minum saja air yang diberikan-Nya, tanpa meminta air yang kita inginkan. Kitalah yang selalu dahaga, sedang IA selalu memberi sesuai dengan keinginan-Nya, bukan keinginan kita…

Sikap seseorang dibentuk oleh definisinya terhadap dirinya sendiri. Hanyut dalam arus dan pusaran yang berpusat pada dirinya sendiri.

Tak akan ada teman yang berani mengulurkan tangan, jika yang hanyut amat menikmati gelombang yang menggulung jiwanya, jika yang bersedih masih dirasuki kebencian, jika yang menangis enggan membebaskan diri dari penjara dendam.

Kesejatian bukan seperti yang kita impikan. Kesejatian tak bernama. Kesejatian adalah kuasa-Nya. Kesejatian terasa ketika mata terpaut pada gerimis, pada hijaunya bumi, pada serabutan awan, pada kerlipan bintang, pada kepasrahan semesta raya, dan menjadi titik terkecil dalam harmoni kesemestaan.

Banyak orang lalu lalang dalam kehidupan.
Tak satupun terinspirasi oleh persliweran.
Inspirasi diserap, bukan tercurah.
menyerap dari yang terhampar.

Duniaku duniamu dunia dia dunia kita.
Jiwaku jiwamu jiwa dia jiwa kita.
Malamku malammu malam dia malam kita.
Cintaku cintamu cinta dia cinta kita.
Hariku harimu hari dia hari kita.

MT @ Bantarkemang di akhir malam

  • 06/08/2012