Melantunkan Perenungan

Bunyi gong dan suara ritmis alat-alat musik khas Betawi perlahan memenuhi ruang gedung bergaya neo-renaisance yang dibangun pada tahun 1821. Pelantang acara mengumumkan bahwa pertunjukan segera dimulai. Layar terbuka, sosok lelaki muda berbaju hijau memimpin kaum muda lainnya dengan peran masing-masing. Merekalah Lantun Orchestra yang melantunkan perenungan mereka tentang Jakarta dalam tajuk #BetawiHariIni.

image

Sayang disayang selama pertunjukan berlangsung, hadirin tak diperkenankan memotret dengan kamera ataupun hape (smartphone). Akupun mematikan hape agar tak tergoda mengambil gambar diam-diam. Melenting kesimpulan, boleh jadi Lantun Orchestra ingin penonton bisa sepenuh diri menikmati pertunjukan. Tak ada gangguan, tak ada pengalih perhatian. Masuk, hanyut, dan menangkup ide baru untuk dibawa pulang.

image

Lantun Orchestra adalah sebuah proyek musik yang terinspirasi dengan perpaduan ragam kesenian Betawi dan improvisasi Jazz kekinian. Lantun Orchestra adalah harmoni antara genre, musik, generasi, seni ekspresi dan tari yang dibangun oleh komplotan muda pimpinan Chaka Priambudi.

image

Betawi Hari Ini, konser pada 25 Mei 2016 di Gedung Kesenian Jakarta ini adalah pagelaran yang menampilkan potret sebuah kota di mana beragam kebudayaan membaur bersama. Rangkaian lagu disusun menjadi sebuah kisah yang utuh tentang Jakarta, kota di mana aneka transaksi terjadi, kota di mana dari orang kaya hingga orang miskin sama-sama melibatkan diri dalam transaksi dan utang. Mungkin itu yang membuat Chaka membuka pentasnya dengan aransemen lagu yang dipopulerkan oleh Benyamin S. dan ida Royani; Tukang Kredit.

image

image

Dari awal hingga akhir, konser asyik dinikmati. Indra Brown dan Intan Soekotjo bertindak sebagai pelantang acara yang sungguh amat jenaka.
Performance musisi tua dan muda yang berkolaborasi dengan Lantun Orchestra benar-benar menghibur dengan gembira. Ada opa Oele Pattiselano yang petikan gitarnya menyempurnakan ruang pada lagu Kutunggu Kau di Salemba yang dinyanyikan oleh peliriknya sendiri, Mian Tiara. Komposisi keroncong bersama the legend, the one and only, Sundari Soekotjo amat memikat hati. Rutinitas Jakarta pun dilantunkan oleh Indra Azis dengan sebuah mula yang mengejutkan: Acapela Lantun Orchestra. Setiap musisi tampil dengan concern dan jenaka khas mereka masing-masing. Ada Bonita yang membawakan Gang Kelinci, petikan gitar Tiyo Alibasjah, Pasar BaroeJunior Sumantri, harmonika Rega Dauna, Tata yang memang intens di Lantun Orchestra, Danilla Riyadi dengan Pecinan, Anak Jalanan menjadi lagu secantik Nikki Thierry, pun koreografi tari dari Kreativitat Arya Yudistira Syuman.

image

image

Jika boleh menanggapi sedikit timpang, penampilan Danilla kulihat kurang full dan feel. Mungkin itu akibat dari lirik baru Pecinan yang belum dihafal dengan iringan musik yang sudah amat pantas untuk lagu Meimei. Badewey, itu tidak mengurangi kesempurnaan konser Lantun Orchestra sebab menurutku ada dua hal yang lebih baik dari sebuah kesempurnaan, yaitu kontemplasi dan kegembiraan. Itu berhasil disajikan oleh Lantun Orchestra.

Aku tak ingin mengumbar kata. Saksikan saja sendiri channel Youtube Lantun Orchestra atau akrabi mereka di social media.

Pengumuman:
Semua foto pada tulisan ini diambil dari Instagram Lantun Orchestra. Follow aja!

  • 29/05/2016