Lawan Tulisan dengan Tulisan

Perbincangan di media sosial tentang tulisan Damar Juniarto (@scriptozoid) yang mempertanyakan klaim Andrea Hirata atas karyanya sendiri, Laskar Pelangi, belum juga berhenti hingga Rabu tengah malam. Perbincangan tersebut makin ramai saat dikabarkan, Penulis Laskar Pelangi Berencana Perkarakan Blogger.

Banyak pihak terperanjat dengan reaksi Andrea Hirata yang berencana menindaklanjuti tanggapan lisannya ke ranah hukum. Terutama kalangan blogger, yang sama sekali tak menduga jika seorang penulis International Best Seller lebih memilih jalur hukum ketimbang membuat tulisan balasan.

Jika kita cermati tulisan Damar Juniarto, tak ada tudingan, fitnah, atau apa pun yang mendiskreditkan Andrea Hirata sebagai penulis Laskar Pelangi. Damar menulis dengan amat hati-hati soal klaim Andrea Hirata tentang pengakuan International Best Seller pada Laskar Pelangi. Ini dapat dilihat dari upayanya menembus informasi ke penerbit FSG (Farrar, Straus and Giroux) dan Bentang Pustaka, sebelum menulis artikel tersebut.

Amat disayangkan jika benar Andrea Hirata bakal memperkarakan Damar Juniarto ke ranah hukum. Sebab tindakan tersebut akan menjadi ancaman yang tak berkesudahan bagi kebebasan berekspresi di Indonesia. Bahkan bisa saja akan menyurutkan keberanian blogger untuk menulis persoalan lain di negeri ini, yang seharusnya pantas ditulis.

Sejatinya tulisan dibalas dengan tulisan, bukan dengan ancaman hukuman. Tetapi bukan berarti blogger menafikan peraturan perundang-undangan. Sudah sepantasnya blogger mempersiapkan tulisan dengan seperangkat data yang akan mendukung kekuatan dan kesahihan tulisannya. Dalam hal ini, Damar dapat dianggap cukup mempersiapkan diri dengan data dan informasi. Tinggal bagaimana Andrea Hirata melengkapi data yang belum lengkap dan atau membuat tulisan yang mengoreksi kekurangan tulisan Damar.

Andrea Hirata pun tak perlu malas membuat tulisan balasan, sebagaimana yang ia sampaikan kepada tempo.co. Meskipun secara tersirat ia menilai Damar Juniarto bukan kritikus yang berkompeten dan memiliki kapasitas yang cukup untuk menilai karyanya, tak ada ruginya untuk menuliskan penjelasan. Boleh jadi jika ia menyempatkan diri menulis tanggapan, malah makin memanjangkan popularitasnya sebagai penulis yang ramah dan menghargai kritik. Sebab sepantasnya tulisan dibalas dengan tulisan, bukan dengan jerat hukum, apalagi kekuasaan.

  • 21/02/2013