Korban Blogger

Kaget juga mendapatkan mention dari @httsan di Twitter. Karena yang mention adalah teman yang bisa dipercaya dan tak pernah menyebarkan kabar HOAX dan iklan, aku klik saja tautannya. Rupanya ada update blog, yang saat membaca kalimat pertamanya saja, – “todongan dari mbak Ine...” langsung melesatkan pikiranku ke masa-masa awal nge-blog dulu. Blogging Bersambut, sebuah tradisi blogger untuk menodong postingan kepada blogger lainnya dalam bentuk postingan berisi tugas tertentu dan tertaut dengan blog “korban”. Belum selesai membaca paragraf pertama, aku langsung mengecap, “Ahai, asyik nih bakal ada lagi yang macam begini.” Kulanjutkan membaca tuturan korban hingga menemukan namaku sebagai “korban” berikutnya. Hm… okd. 

blogging bersambut

Pada blognya, pak @httsan -aku Jarang menyebut namanya, Hartanto Sanjaya. Entah kenapa sejak dulu lebih suka menyebutnya Hatetesan- ada 7 tugas yang harus dijawab, dan selanjutnya aku harus menentukan korban berikutnya. Oke, siap-siap deh kutuliskan jawaban satu persatu. Siapa korban berikutnya? Ng… siapa ya? Masih pada ngeblog nggak ya?

(1) Siapakah nama guru Sekolah Dasar mu yang teringat pertama kali dan ceritakan kenangan asik dengan beliau.

Hadeuh, menjawab ini sebenarnya membuka aib. Tapi ya, sudahlah namanya juga tugas, jadi harus dijawab dengan jujur apa adanya.

Namanya ibu Zanibar. Dia wali kelasku saat kelas V dan VI SD. Mendapatkannya sebagai guru dan wali kelas adalah nasib yang tak bisa dihindari. Bu Zanibar tak selangsing bu guru muda lainnya. Dia terkesan galak. Cuma kesannya aja, sih. Sebenarnya sih, hm… Aku pernah ditarik cambangnya sama dia hingga menahan teriakan kesakitan. 

Untung aku bukan anak yang suka ngadu-ngadu lebay ke orang tua. Andai aku mengadu dan andai aku sekolah di SD pada zaman sekarang, wah bisa panjang urusannya. Orang tua murid sekarang kan demen banget melaporkan guru yang “main tangan” ke muridnya dan kadang menerima tanpa menguji keakuratan laporan sang anak.

Aku marah sama Bu Zanibar? Ya, saat kejadian aku marah banget tetapi sekaligus sadar bahwa aku memang salah. Saat itu Bu Zanibar menghukumku berdiri di sebelahnya dan menginterogasiku, kenapa aku lompat-lompat dari meja satu ke meja lainnya dan kenapa aku mengotori lantai kelas yang sedang dipel oleh teman-temanku yang sedang piket membersihkan kelas. Tersebab tak bisa menjawab dan hanya cengar-cengir saja, akhirnya ia menarik cambangku sampai kepalaku miring mengikuti tarikan cubitannya biar gak terlalu sakit.

Beberapa minggu kemudian Bu Zanibar memanggilku ke depan kelas saat kami sedang mengerjakan tugas. Dia memujiku dan mengelus-elus kepalaku. Aku bingung, koq bisa begitu?

Rupanya ia bangga sebab namaku tertulis dalam sebuah majalah anak-anak sebagai pemenang lomba apa gitu. Lupa, deh. Ia menyelamatiku. Menyaksikan senyumnya tepat di depan perawakanku yang kecil mungil, mungkin sama seperti melihat bidadari surga. Bahagia sekali melihat senyum bu guru yang terkesan galak seperti Bu Zanibar. Ah, semoga Tuhan pun selalu tersenyum untuknya.

(2) Siapakah nama teman SMP mu yang teringat pertama kali, apa cerita asik dengannya?

Stevanus Triana Lekenila Setiawan alias Iwan. Nyong Ambon yang bersahabat denganku sejak SD. Mungkin ia memang baik hati sejak lahir, jadi selama se-SMP dengannya, ia selalu bersamaku dalam suka dan duka, dalam canda namun tidak dalam kenakalan remaja. Untuk hal terakhir, aku nggak pernah ngajak Iwan.

Cerita asyik bersama Iwan adalah ketika kami sering curhat di taman sekitar halaman SMP. Iwan adalah teman yang setia mendengarkan apa saja yang keluar dari bacotku. Ia baru bicara kalau aku sudah selesai bercerita. Ini sebenarnya nggak asyik, sih. Ada cerita yang lebih pantas dibilang asyik, yaitu pertemananku di luar sekolah. Ya, tapi kalau diceritakan jadi nggak cocok dengan pertanyaan dari @httsan. Aku kan gak mau disetrap apalagi ditarik cambangnya. 

(3) Apakah kuliner di luar kota mu yang teringat pertama kali, dimana lokasinya (nggak perlu dipastikan pakai GPS) dan apa sih keistimewaannya?

Sate Klathak! Ini satu-satunya makanan yang ngangenin banget. Sate klathak favoritku ada di Republik mBantul, sebuah negara bagian dari Jogjakarta. Eh, mBantul itu belum pisah ya? Maaf kalo gitu.

(4) Pernah baca koran edisi cetak dalam sebulan terakhir ini? Kalau pernah, apa nama korannya dan dimana sih mbacanya (pinggir jalan, angkot, perpustakaan, dll)?

Kebetulan di kantor langganan koran Kompas, jadi saat rihat atau jeda biasa membaca koran tersebut. Ini bagian dari koran yang kubaca hari ini…

(5) Jika kamu sempatkan meletakkan gadget mu, kemudian melihat sekeliling di tempat umum, apakah kamu melihat keberagaman (manusia) yang ada? Apapun jawabannya, maka apakah yang ada dibenak mu melihat hal ini?

Bukan meletakkan. Tepatnya menyimpan hapeku di kantong celana atau tas. Itu selalu kulakukan sebab paling males jalan sambil nenteng² hape. Biasanya yang kuperhatikan adalah perilaku orang di sekitarku. Banyak banget ragam perilaku mereka, tetapi yang paling kusuka adalah nguping obrolan mereka. Dari situ biasanya aku mendapatkan hiburan atau berbagai obrolan dari yang penting hingga nggak penting banget. 

Tempat yang paling kusukai saat nguping adalah di kereta, ruang tunggu, bus kota, pangkalan ojek, dan pasar tradisional. Yang ada di benakku melihat hal itu adalah, selalu ada cerita menarik dari siapa saja. Baik atau buruk, salah atau benar bukan persoalan buatku, sebab yang kunikmati dari kebiasaan ini adalah untuk menyerap kabar, bukan men-judge mereka.

(6) Apakah angkutan umum terakhir yang kamu naiki? sebelum menjawab pertanyaan ini, Asik nggak sih perjalanan mu?

Terakhir banget ya, tadi di taksi saat tulisan ini masih di jawaban nomor dua. Selalu asyik ngobrol sama Sopir Taksi. Tapi jika taksi dianggap kendaraan umum untuk pribadi, maka selain tadi adalah kemarin, aku naik bus APTB (Angkutan Perbatasan Taklagi Terintegrasi Busway) dari Ciawi ke Halte BNN Cawang. Ini perjalanan rutin ke tempat kerja. Biasanya pulang ke Bogor, sih naik kereta (Commuterline). 

Apakah perjalanannya asyik? Karena terpengaruh dengan kebiasaan, ya aku selalu bikin asyik sebuah perjalanan. Istilahku, enjoy aja meskipun ada saja orang yang ngebetein. 

(7) Apakah pagi ini kamu sempat melihat matahari terbit? Kenapa? 

Nggak. Pas banget abis kelayapan malam dan pulang dini hari, jadi bangunnya jam 6 pagi. 

|||

Fuih, Kelar juga jawabanku. Aku nulisnya nyicil. Sebagian di taksi, sisanya di warung indomie rebus dan di ruang tunggu redaksi Kompas di Palmerah.

Selanjutnya siapa blogger yang kuminta dengan sangat rendah hati untuk menjawab pertanyaan pak Hatetesan? Lho, aku nggak bikin pertanyaan baru? Nggak usahlah. Pertanyaan @httsan udah asyik banget buat dijawab teman-teman blogger.

Jieng… Inilah korban berikutnya:

1. Damar Juniarto, biar sesekali nulis santai. Lagian fotonya udah terlanjur kujadikan featured image.

2. Adi WKF, yang lagi sibuk 

3. Inside Erick, biar nggak ngebaser gadget terus. 

4. Chandra Iman, yang lagi asyik sama anaknya.

5. Zizy, yang lagi asyik bikin Vlog.

6. Dobelden, biar nggak cuma bikin kopi doang.

7. Shita Laksmi, hahaha yang ini biar piknik blog lewat tulisan remeh temeh kayak gini. 

Selamat bertugas, kawan! Jangan sampai dijiwir bu Zanibar ya! #eh 

  • 30/08/2016