Kelas Menulis Lebih Serius

Aku pernah membuat blog Kelas Menulis. Tujuannya sederhana saja, berbagi pengalaman menulis untuk teman-teman yang boleh jadi memerlukannya. Kelas tersebut kukelola sendiri dan hanya beberapa kali berkegiatan offline. Selebihnya hanya dalam sebentuk media baca, blog.

Ide kelas menulis gratis masih belum selesai dan tak ingin berhenti. Berbagi dan belajar bersama adalah spirit dari gagasan tersebut. Beruntung akhirnya aku mengenal teman-teman yang juga memiliki gagasan dan spirit yang sama. Khrisna Pabichara, cerpenis dan novelis yang anggitannya menjadi mega best seller (Sepatu Dahlan) mengajak untuk kembali menghidupkan kelas menulis. Erha Limanov, teman yang lebih sering berpuisi ketimbang bicara turut mematangkan rencana tersebut dengan sebuah kelas menulis baru yang diberi nama Kelas Anggit Narasoma.

Kata anggit memang kurang populer di antara kita. Dalam bahasa Indonesia, kata ini berarti merangkai, mengarang, menyusun.

ang·git v, meng·ang·git v 1 menyusun (lalang, bilah, dsb) berangkai-rangkai dng dicocok tali, rotan, dsb: ia ~ lalang untuk dijadikan atap; 2 memasang kulit (pd gendang, rebana, dsb): ~ gendang; 3 menggubah; mengarang: ia ~ gending asmarandana;

ang·git·an n 1 barang yg dianggit; 2 gubahan; karangan rekaan [KBBI]

Kelas Anggit Narasoma dibuka untuk memberi ruang lebih lapang bagi siapa saja yang berminat mendalami, menyelami dan mengasah kemampuan menulis. Kelas ini dirancang berlangsung selama enam bulan, dengan pertemuan efektif sebanyak dua kali setiap bulan. Paket kelas pertama akan mengupas pernak-pernik menulis fiksi, terutama prosa.

Kelas belajar dirancang dengan semangat berbagi, saling mengisi, atau tukar pengalaman. Porsi belajar lebih diutamakan pada praktik menulis. Kelas yang tidak memungut bayaran ini dikhususkan bagi peserta yang menetap di Bogor dan sekitarnya. Kenapa hanya di Bogor dan sekitarnya? Agar kelas pertama ini dapat berjalan tanpa hambatan jarak yang terlalu jauh karena tempat belajar utama di jalan Narasoma Raya, rumah kontrakan Khrisna.

Minggu (28/10) adalah pembukaan Kelas Anggit Narasoma. 15 orang peserta yang lulus seleksi akan hadir untuk mendapatkan arahan aturan main dalam proses menganggit selama 6 bulan ke depan. Kelimabelas peserta akan diikat dengan kontrak belajar bersama di atas kertas bermaterai. Koq serius amat sih. Ya, belajar bersama memang harus serius. Kami tak ingin program ini cuma, -maaf-  “anget-anget tai ayam”. 

Pada prinsipnya kelas ini kita buka untuk belajar bersama. Selain mendapatkan bimbingan dari penulis -terutama penulis idola mereka-, para peserta akan saling memberikan masukan terhadap karya yang dianggit peserta lainnya. Jadi sebenarnya saya, MT, dan Manov hanya bertindak selaku fasilitator saja.” Ungkap Khrisna Pabichara.

Siapa saja yang akan memberikan pelatihan kepada para peserta? Selain Khrisna Pabichara sendiri, kami telah bersepakat dengan beberapa penulis dan penerbit untuk memberikan waktu mereka, berbagi bersama peserta. Bahkan sudah ada penerbit yang bersedia menerbitkan kumpulan cerpen dari kelimabelas peserta, di akhir program ini. Ada juga penerbit yang siap menerbitkan novel dari 2 orang peserta terbaik nanti.

Baiklah, di hari Blogger Nasional ini (27/10), dan pada Minggu yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda (28/10), kita mulai kelas ini!

 

  • 28/10/2012