Al-Zaytun Bukan NII

Isu Pesantren Al–Zaytun di Indramayu naik lagi. Polemik pesantren yang dianggap sebagai sarang NII KW-IX (Komandemen Wilayah 9) ini sebenarnya sudah makan waktu lebih dari 1 dekade. Bahkan di belakang media, keresahan warga terkait NII KW-IX Al-Zaytun muncul sejak 20 tahun lalu.

Di kalangan aktivis NII (Selain KW-IX), orang-orang Al-Zaytun atau biasa disebut KW-IX adalah toksik yang harus ditobatkan. Jika orang NII bertemu dengan orang KW-IX, biasanya akan berdebat dan berusaha saling rekrut. Bagi orang NII, orang KW-IX adalah NII palsu yang “dibentuk” oleh rezim untuk tujuan yang tentunya hanya diketahui oleh intelijen.

Anggapan yang tumbuh di kalangan orang NII terhadap NII KW-IX Al-Zaytun selain sebagai NII Palsu, mereka juga disokong oleh tokoh-tokoh negara dalam membangun pesantren megah Al-Zaytun yang rencananya di Banten, lalu jadinya di Indramayu. Seperti yang ditulis pada situs resmi pesantren tersebut, pembangunan Al-Zaytun dimulai pada 13 Agustus 1996. Pembukaan awal pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 1999, dan peresmian secara umum dilakukan pada 27 Agustus oleh Presidan RI ketiga, Prof.Dr.Ing. B.J. Habibie.

Jadi sejak dulu informasi tentang NII KW-IX dan Pesantren Al-Zaytun ini mengandung kontradiksi. Satu sisi dibangun dan disokong oleh tokoh negara yang punya akses dalam pemerintahan, namun di sisi lain jaringan KW-IX melakukan rekrutmen untuk mendirikan NII dengan syarat melakukan baiat yang salah satunya membacakan naskah proklamasi NII sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Sekarmaji Maridjan Kartosuwiryo di Malangbong Jawa Barat.

Para mantan NII KW-IX yang pernah ngobrol dengan saya, rata-rata mengungkap cerita yang sama yang berpusat ke Pesantren Al-Zaytun di Indramayu. Sebutan nama Panji Gumilang, Abu Toto, Imam NII, kudengar dari mereka.

Cerita pengalaman mereka tentang Al-Zaytun adalah sarang NII KW-IX dikonfirmasi oleh Densus 88. Kasubdit Kontra Radikal Densus 88 Anti Teror Polri, AKBP Budi Novijanto mengatakan dari penelitian dan pengakuan eks NII KW 9, ditemukan adanya hubungan Al Zaytun dengan NII KW 9. Figur Panji Gumilang sebagai pimpinan Al Zaytun juga adalah pimpinan NII KW 9.

Para mantan dan korban NII KW-IX satu persepsi dengan pihak Densus 88 Polri. Namun kenapa orang-orang di Pemerintahan seolah tidak percaya terhadap persepsi tersebut? Bahkan Ali Mukhtar Ngabalin sampai sewot terhadap pihak yang mencurigai Al-Zaytun dan Nyebelin Ngabalin justru amat terkesan terhadap figur Panji Gumilang dan berbagai kebaikan dari pesantren al-Zaytun.

Kemarin temanku bertanya, apakah benar Pesantren Al-Zaytun itu NII? Saya jawab tegas, “Tidak benar. Al-Zaytun bukan NII.” Alasannya saya jelaskan pada paragraf awal tulisan ini, di mana NII KW-IX adalah NII Palsu. Tujuan mereka benar-benar hanya cari cuan. Crowdfunding.

Tidak ada dan tidak akan sanggup mereka mendirikan negara Islam. Cita-cita “mulia” mendirikan negara Islam hanya bualan agar orang yang direkrut ikhlas mengorbankan hartanya demi Allah cuan untuk elit gerombolan. Namun tetap gerakan ini meresahkan warga. Wajar kalau terus diincar Densus (88).

Karut-marut soal Al-Zaytun dan NII KW-IX ini nggak kelar-kelar sudah hampir 2 dekade. Saya saja sebenarnya sampai enggan bicara tentang KW-IX lantaran tak pernah jelasnya sikap pemerintah terhadap isu ini. Padahal seringkali anggota NII KW-IX Al-Zaytun yang masih aktif merekrut, ditangkap Densus 88 namun pesantrennya dan gembongnya hidup tentram aman jaya raya di Al-Zaytun. Baru belakangan ini Menkopolhukam menyatakan sikap yang rada tegas soal Al-Zaytun berdasarkan laporan investigasi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Apakah Pemerintah akan menindak tegas Panji Gumilang dan Pesantren Al-Zaytun? Saya sama sekali tak berharap banyak. Sebab banyak sekali pihak yang mestinya bicara jujur tentang keberadaan Al-Zaytun. Kementerian Agama, yang mengeluarkan izin pesantrennya pun selama ini kalem saja. Majelis Ulama Indonesia (MUi) pun masih menimbang-bimbang untuk mengeluarkan fatwa soal ini. Padahal tak mungkin MUI buta membaca polemik NII KW-IX Al-Zaytun sejak tahun 90-an. Siapa lagi? You know lah.

Apakah pesantrennya harus dibubarkan? Sebaiknya pertimbangkan dulu nasib santri yang hidup di sana. Saran saya pemerintah prioritaskan dulu ke tokohnya. Usut secara jujur dan kredibel Panji Gumilang yang kian hari kian banyak gaya sehingga memicu keceriwisan netizen kita. Saya pikir bukan hal sulit menghadirkan para mantan NII KW-IX di persidangan. Sudah banyak yang speak up koq tentang sepak terjang Panji Gumilang maupun elit organisasi di bawahnya.

Semua ini kembali pada keputusan pemerintah, apakah mau menyudahi drama NII-KWIX Panji Gumilang dan Al-Zaytun, atau masih dibiarkan ngambang sehingga menjadi trending topic yang sia-sia.


Discover more from #blogMT

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.