“Saya bermimpi tentang sebuah kota yang indah. Tentang sebuah kota yang sejuk. Sebuah kota yang masyarakatnya murah senyum. Dan sebuah kota yang menghargai kesenian sebagai salah satu cara untuk mendidik bagaimana rakyat berani mengekspresikan kebebasannya dan sama-sama mengontrol pemerintah, yang kadang lupa dengan tanggung jawabnya.” Ungkap Idang Rasjidi di sela-sela pementasan Bogor Jazz Reunion 2013.
BOGOR JAZZ REUNION 2013 kedua kalinya digelar di SKI Katulampa, sebuah taman dengan konsep belanja dan rekreasi keluarga di Bogor Timur. Moksa Event Management yang digembongi oleh Labil, membuat pagelaran ini sukses untuk kedua kalinya. Bisa kubilang, ini salah satu acara jazz yang berpadu dengan puisi, yang berhasil dikelola oleh anak-anak muda di Bogor. Labil, dengan pembawaan yang rendah hati, berhasil menyajikan acara yang berjalan stabil. Dua jempol untuknya!
Aku sendiri baru sempat hadir saat Rio Moreno tampil usai Maghrib. Di stage dalam grup ini memanjakan penonton dengan permainan yang mengasyikkan. Sebelumnya, tampil beberapa grup jazz, seperti Three Song asal Lampung: Samuel Song (14 tahun), Josafat Song (11 tahun) and Abe Song (9 tahun). Ada juga The Groove dan beberapa musisi lokal Bogor. Dilengkapi juga dengan tampilnya penyair Bogor asal Jeneponto, Khrisna Pabichara.
Perpaduan antara musik jazz dan puisi adalah ciri khas Bogor Jazz Reunion. Selalu ada para penyair di antara musisi Jazz di Bogor. Pada BJR tahun sebelumnya, bahkan dipentaskan pula teater yang dipimpin oleh anak muda Jakarta yang mendedikasikan kemampuannya untuk Bogor, Jibal yang di twitter bisa ditemui lewat akun @jogetbacot. Untuk Bogor Jazz Reunion kali ini Jibal membuat banyak penonton terkesima saat berjalan dari stage Rio Moreno menuju stage utama #BJR2013. Berdiri di atas rangka besi tempat di mana televisi live bertengger, Jibal membacakan puisi tentang Mother Earth secara teatrikal. Puisi yang menjadi sela menuju pementasan puncak #BJR2013: Idang Rasjidi and Friends.
Idang Rasjidi membuka penampilan dengan lagu Tanah Airku karya Ibu Soed, yang dibawakan Amelia Ong. Kali ini Idang Rasjidi didukung oleh Shakuhachi pada drums, Iwan Wiradz pada perkusi, Alit Yonda pada gitar, dan Samuel Song, pemain bass bocah Three Song, asal Lampung.
Beberapa moment kuciapkan lewat twitter:
Yang paling kusuka dan kutunggu sebenarnya dari Bogor Jazz Reunion 2o13 adalah Mus Mujiono. Musisi yang kerap disapa mas Nono ini memang idolaku. Dan satu hal yang kuharapkan terwujud. Ia menyanyikan Arti Kehidupan. Suaranya masih keren di usia 53 tahun. Begitu pun dengan mainan jemari pada dawai-dawai gitarnya. Melayangkan kenangan. Hingga satu kejutan melengkapi penampilan Mus Mujiono, yaitu tampilnya Yendri Blacan, penyanyi asal sebuah desa di Pulau Bangka yang membawakan Arti Kehidupan dengan gayanya sendiri. Gaya melayu yang khas, yang membuat Mus Mujiono tersipu bangga.
Bogor Jazz Reunion selalu menyajikan penampilan menawan. Dan bagi yang belum sempat nonton karena kesibukan dan kekhilafan (hahaha) kupersilakan datang ke Jazz dan Puisi pada 14 Desember 2013 besok. Idang Rasjidi and Friends bersama Rumah Kata Indonesia menggelar #MalamPuisi bertajuk Bogor dalam Jazz dan Puisi. Konfirmasi kehadiran lewat @rumahkataID saja!
Leave a Reply