Pendidikan dan Akal Budi

 

Pendidikan tinggi memang baik. Menuntut ilmu hingga ke puncak keilmuan tertinggi pun sangat baik dilakukan, akan tetapi bukan berarti orang yang berpendidikan rendah tak bisa melakukan kebaikan dan kebermanfaatan. terutama manfaat buat orang banyak.

Begitu pula, orang berpendidikan tinggi juga ada yang tak sanggup melakukan kebaikan, justru melakukan berbagai keburukan dan merugikan orang banyak. Para koruptor rata-rata adalah mereka yang berpendidikan dan berkelas sosial tinggi. Terhadap mereka yang begini, pendidikan yang dibeli mahal, tak selaras dengan akal budi dan budi pekerti.

Aku coba membandingkan para koruptor dengan tukang kue putu keliling yang pernah kutulis dalam bukuku, Guru Kehidupan. Ia cuma berpendidikan dasar. Cuma jebolan SD tetapi tak mau melakukan sesuatu yang bertentangan dengan akal budi. Ia tak mau curang dalam berdagang, misalnya mengurangi takaran, mengurangi jumlah pesanan jika dapat pesanan bejibun. Ia pantang mengambil jalan pintas demi mengumpulkan kekayaan.

Satu pertanyaanku. Apakah pendidikan formal memang tak ditujukan untuk memperbaiki akal budi dan budi pekerti? Pertanyaan ini terkesan dikotomis, memang. Akan tetapi sejauh pengamatanku, faktanya memang demikian. Lihat saja contohnya Anggota Legislatif yang incar-incaran proyek. Lihat pula daftar koruptor yang diperiksa KPK. Ketahui tingkat pendidikannya..

Menurutmu?

 

Posted from WordPress for Android

  • 08/09/2014