Nyinyir Tiada Akhir

Tak perlu mengukur kebaikan dari sumbangsih thd bangsa dan negara. Lebih tak perlu lagi mencerca orang yang dipercaya, untuk bekerja demi bangsa dan negara.

Biarkan mereka yang menjadi presiden, wapres, menteri, staf ahli, yang membawakan tas, anggota dewan, dll., bekerja. Berikan mereka kesempatan untuk unjuk kerja.

Kita cuma rakyat yang berhak mengawal mereka yang bekerja untuk kita, bangsa Indonesia. Kita telah berpartisipasi dalam PEMILU yang paling seru. Kawan menjadi lawan. Lawan menjadi kawan. Kita telah selesai dijungkir-balikkan keadaan. Kini saatnya semua bekerja. Mereka yang terpilih sedang bekerja, masihkah kita hanya bisa berceracau saja?

Yang korupsi, kurung dalam jeruji besi. Yang tak becus lakukan pekerjaan, beri pelajaran. Yang masih nyinyir, biarkan hidup dalam kesedihan tiada akhir.

Author: MT

6 thoughts on “Nyinyir Tiada Akhir

  1. Tidak masalah siapapun mentrinya asalkan minimal bisa kasih contoh yg baik. Kerja juga belum, depan tv udah ngerokok plus punya tato. Saya sebagai guru, mau bilang apa ketika ada murid yg bilang,”pak jangan ngelarang larang saya merokok dan punya tato.mentri saja ada yg mencandu rokok dan punya tato…dan dia ga sekolah tinggi tinggi…” Apakah salah kami sebagai pendidik mengoreksi tingkah laku yg tidak benar?

    1. benar. melakukan koreksi tidak salah. apalagi jika dilakukan dengan cara dan bahasa yg santun. itu lebih baik untuk diteladani murid, dibandingkan dengan mengumbar cercaan di media sosial yg memungkinkan ditiru oleh murid.

Leave a Reply to ardiologiCancel reply