Coffee

Cicipi Kopi adalah salah satu kegiatan isengku dalam ngeblog. Sejak blog terdahulu (di blogdetik) aku sudah mengulas beberapa merk kopi. Kebiasan tersebut membuatku banyak mendapatkan kiriman kopi untuk diulas, bahkan tidak jarang kubandingkan dengan merk lain. Di blog ini, aku kembali menghidupkan kebiasaan baik ini dengan kategori Cicipi Kopi.

Bagaimana, sih caraku menilai? Sering kali aku tak menilai sendiri. Keberadaan teman sesama penikmat kopi amat membantu kelengkapan penilaianku. Lagi pula, mencicipi kopi sendirian memang enak?

Standar Penilaian

Ada 5 unsur dalam mencicipi kopi; aroma, keasaman, biji/bubuk, rasa, dan kemasan/harga adalah ukuran standar yang kami gunakan dalam mencicip dan membandingkan kopi. Kami menggunakan sistem rating dari 1 (rendah) sampai 10 (tinggi) untuk masing-masing kategori penilaian, mencerminkan baik kuantitas (seberapa banyak) dan kualitas (seberapa baik).

Peringkat secara keseluruhan memberikan penilaian ringkasan kopi terakhir dan didasarkan pada skala 10 sampai 50.

  1. Aroma
    Aroma adalah daya tarik awal kopi bagi penikmatnya. Aroma sudah terasa sejak kopi belum diseduh dan setelah diseduh. Aroma akan terasa oleh hidung penikmat kopi. Sensasi utamanya hanya dapat dirasakan saat kopi baru saja diseduh dan menebar aroma yang menggoda. Bahkan beberapa aroma kopi dipercaya dapat membangunkan penikmat kopi yang sedang tidur lelap. Dari aroma ini juga dapat diduga tingkat keasaman, pahit, dan manisnya kopi.
  2. Keasaman
    Keasaman adalah sensasi yang menghidupkan rasa kopi. Tanpa keasaman, kopi akan terasa membosankan dan tak bernyawa. Keasaman bukanlah dominasi rasa asam seperti kecut-kecutan melainkan cita rasa kopi yang meskipun tak dominan tetapi akan menambah kenikmatan. Kopi yang terlalu asam, justru sering ditinggalkan oleh peminumnya.
  3. Biji/Bubuk
    Bubuk kopi juga dapat menarik minat. Ada kopi yang warna bubuknya coklat terang, agak kehitaman, dan hitam pekat. Setiap warna memberikan daya tarik tersendiri. Yang paling penting dari bubuk kopi adalah keaslian dan komposisi campuran. Ada kopi yang bubuknya akan mengambang di atas permukaan air seduhan, ada pula yang cepat mengendap. Ada kopi instan yang bubuknya melarut ada juga yang bersisa. Ada juga bubuk kopi yang ternyata lebih banyak campuran jagungnya yang tentunya akan sangat memengaruhi rasa.
  4. Rasa
    Rasa (termasuk aftertaste) merupakan ujian utama dari perpaduan aroma, keasaman, dan bubuk kopi. Uji rasa mencakup keseimbangan, kompleksitas, mendalam, bersih, kasar atau flat, termasuk sensasi rasa buatan, seperti buah atau herbal. Aftertaste mencerminkan sensasi yang bertahan lama setelah kopi telah dinikmati dari lidah hingga ditelan, dan rasa yang tersisa pada langit-langit mulut dan lidah.
  5. Kemasan dan Harga
    Bagaimana pun kemasan juga merupakan daya tarik bagi kopi. Begitu pula dengan harga. Ada kopi yang dipercaya nikmat tetapi jika harganya mahal, tentu saja kopi tersebut tak dapat dinikmati oleh banyak orang. Untuk kopi lokal, bahkan ada yang memiliki kemasan klasik dengan harga yang murah. Tetapi tetap saja, dari keseluruhan penilaian, kemasan dan harga bukanlah penentu kemenangan sebuah kopi.

Penilaian Total

Mencerminkan penilaian subyektif pencicip kopi terhadap perpaduan aroma, keasaman, bubuk, dan rasa kopi. Skala untuk peringkat keseluruhan berjalan dari 19 hingga 50, dan mencerminkan penilaian keseluruhan subyektif pengulas dari, keasaman kopi yang aroma tubuh, dan rasa dan aftertaste. Peringkat keseluruhan diinterpretasikan sebagai berikut:

Punya kopi untuk dicicipi? Kirim aja ke Cicipi Kopi di #blogMT atau via @mataharitimoer